MY JOURNEY
PENGALAMAN HIDUP
NAMA : AHMAD ZULFIKAR
NPM : 20214621
KELAS : 1EB15
JURUSAN : AKUNTANSI
|
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................................. i
A.
About Family............................................................................................................... 1
B.
Fase Kehidupan melalui jenjang pendidikan................................................................ 1
1. Taman kanak-kanak............................................................................................. 2
2. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.................................................................... 2
3. SMP & SMA di Pondok Pesantren..................................................................... 3
C.
Musibah menjadi Hikmah............................................................................................. 5
1.
Kepala di Jahit.................................................................................................... 5
2. Jatuh Dari Lantai 2................................................................................................. 5
3. Kecelakaan Motor................................................................................................ 6
4. Digigit Anjing...................................................................................................... 7
D.Ujian
hidup setiap insan di dunia ................................................................................. 8
E.
Pesan dan Kesan dalam Hidup..................................................................................... 9
Puisi
untuk kedua orang tua........................................................................................... 11
MY
JOURNEY
A.About
Family
Saya adalah Ahmad Zulfikar anak ke lima
dari lima bersaudara, kaka saya semuanya perempuan. Saya dilahirkan pada
tanggal 25 Maret 1996. Sebelumnya saya ingin mengenalkan anggota keluarga saya,
ayah bernama Sarwani, Mama bernama Nurlaila, kaka pertama Abidatusshalihah,
kaka kedua Hilmiah, kaka ketiga Hikmawati, Dan kaka saya yang keempat bernama
Adilatul Hasanah. Saya hidup di tengah keluarga yang saya sangat sayangi Karena
mereka yang memberikan support ketika saya tak kuat menghadapi peliknya dunia
ini. Saya lahir di Jakarta dan saya pun termasuk betawi asli karena orang tua
saya semuanya dari betawi.
Kita terlahir di Dunia ini adalah
kehendak Allah SWT yang telah Allah atur semuanya. Saya tak tahu dimana dan
kapan saya akan mati pula karena semua kehendak sang Maha kuasa. Saya sangat
bersyukur memiliki keluarga yang harmonis, dan mungkin beberapa rintangan yang
memang setiap manusia harus melewatinya sama halnya dalam berkeluarga pasti ada
saja masalah yang timbul. Dengan saling memahami kita bisa melewati itu semua.
Semua kaka saya sudah berkeluarga
semuanya, tinggal saya seorang diri yang belum memiliki amanah untuk
menjalankan sunnah Rasulullah yaitu menikah. Saya harus bisa lebih baik dari
kaka saya karena orang tua akan lepas tanggung jawabnya setelah anak
perempuannya nikah yang akan pindah tanggung jawabnya terhadap suaminya, akan
tetapi seorang lelaki memiliki tanggung jawab lebih besar yaitutanggung jawab
terhadap istri dan orang tuanya pula. Maka untuk itu saya harus bias lebih
sukses secara dunia akhirat dari pada kaka saya. Mungkin cukup sekian dari saya
about my family.
B. Fase
kehidupan melalui jenjang pendidikan
Di sini saya akan menceritakan
perjalanan saya dengan fase pendidikan. Sebelumnya saya akan menceritakan kisah
kecil saya. Ketika saya waktu kecil saya sering sekali terkena penyakit sampai
pernah masuk rumah sakit ketika umur 2 tahun di karenakan penyakit yang alami.
Tetapi itu semua bias di hadapi dengan penuh rasa syukur sampai ketika saya
menulis cerita ini. Mungkin saya sewaktu kecil saya sangat di manja karena saya
anak laki satu-satunya dan merupakan anak terakhir. Tetapi saya tidak mau di
manja karena saya mau menunnjukkkan saya bias berdiri sendiri di kaki saya
sendiri.
Fase
kehidupan melalui jenjang pendidikan :
1.
Taman kanak-kanak
Saya
ketika itu berumur 4 tahun. Saya bersekolah di Tk. Al-Qur,an yang tidak jauh
dari rumah saya. Saya bersekolah sangat semangat sampai mendapar rangking 1,
itu semua di dapat bukan hanya dengan belajar giat akan tetapi harus di iringi
dengan doa yang kuat. Saya sudah sering mengikuti lomba-lomab ketika taman
kanak-kanak. Dan itu modal saya percaya diri untuk menghadapi kerasnya
kehidupan di dunia ini. Saya mungkin ketika itu belum terlalu mengerti hal
kehidupan tapi saya sudah di bekali oleh guru dan orang tua saya untuk siap
hidup.
2.
Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
Setelah
satu tahun di taman kanak-kanak, saya beralih fase pendidikan saya menuju MI (madrasah
Ibtidaiyah). Saya bersekolah di sekolah Islam yaitu MI. Al- Khairiyah. Di MI
saya memulai memahami ilmu yang lebih tinggi karena semakin tinggi pohonnya
semakin kencang anginnya. Sekolah saya itu ketika pagi hari sampai siang hari
untuk anak putra, akan tetapi ketika siang sampai sore hari untuk putra. Di
pisahkan seperti ini agar ada batas jarak antara 2 insan manusia Karena ini
pendidikan Islam yang sangat baik. Dari MI saya sudah mulai sring mengikuti
lomba-lomba. Ketika kelas 2 saya di pilih sebagai dokter kecil untuk memeriksa
teman-teman saya ketika sakit. Setelah itu saya sering menampilkan seni ketika
ada acara di sekolah saya.
Saya sangat senang sebelum memulai pelajaran
sekolah saya bermain bola terlebih dahulu, sampai saya keringetan ketika masuk
kelas. Saya sangat hobi bermain sepak bola Karen dapat mengasah otak serta
ketangkasan jasmani serta rohani. Setiap
saat istirahat saya d suka sekali jajan yang tiap harinya ayah member 2000
rupiah. Ketika itu makanan masih murah, kalo sekarang bahkan 5000 saja tidak
cukup. Seiring berjalannya waktu saya pun semakin dewasa ketika saya kelas 5
saya sering mengikuti kegiatan bari-berbaris ataupun paskibra maupun pramuka.
Setelah menjalani pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah, sekolah akan mengadakan
tour untuk kelas 6. Ketika itu saya di gabung dengan anak putrinya. Dan mungkin
saya mengenal perempuan pada saat itu. Saya aneh banget ketika itu banyak anak
putrid yang naksir dengan saya, maaf bukan kepedean tapi mungkin itu awal fase
menuju remaja.
Pada setelah itu kami akan mendakan acara
wisuda. Dan saat itu perlu persiapan yang matang. Ketiak itu anak putra putri
kelas 6 di gabung untuk latihan. Dan mulai saat itu mungkin saya terpikat pada
seorang wanita untuk pertama kalinya.
Dan ini awal saya menuju tahap ke jenjang yang
lebih tinggi yaitu sekolah menengah pertama(SMP).
3. SMP
& SMA di Pondok Pesantren
Sebelum
saya menutut ilmu di pondok pesantren La-Tansa, awalnya saya tidak berniat
untuk mondok disana akan tetapi saya di ajak kaka saya untuk main ke ponpes
tersebut. Setelah itu kaka saya menikah dengan salah satu guru di sana, dan
saya pun ada keinginan untuk menuntut ilmu disana. Bermula tanggal 12 Juni 2008
saya berangkat dari rumah menuju ponpes. Dan mulai saat itu saya memulai perjalanan
hidup saya di Ponpes La Tansa. Saya belajar dengan penuh semangat Karen niat
yang terpendam lillahi ta’ala. Disana kita tidak hanya belajar formal di kelas
akan tetapi nilai aspek kehidupannya lebih penting dari pada itu. Bagaimana
kita harus hidup mandiri, bersosial, dan berdisiplin. Disana sangat ketat untuk
disiplinnya, bahasa yang digunakannya pun dengan bahasa Arab & Inggris. Di
pondok pun kita tidak boleh membawa alat komunikasi agar belajarnya kondusif.
Disana
saya menemukan dan mengalami pelajaran yang sangat berharga yang tidak di
temukan selain diponpes. Saya pernah melanggar disiplin karena membawa handpone
ke kelas. Setelah itu guru saya mengetahuinya dan saya pun di bawa ke bagian
pengawasan disiplin santriwan. Setelah saya di sidang saya pun di beri hukuman
botak dan meminta tanda tangan seluruh guru bagian pengasuhan tersebut. Dan
saya pun di botak sampai 3 kali selama belajar di pondok karena melanggar
disiplin berat.
Saya
mengalami pengalaman yang saya belum temui yang akan menjadi cerita di masa
depan. Ketika saya kelas 1 SMP saya di pilih sebagai ketua Angkatan. Saya pun
berusaha mengemban amanat tersebut karena beranggotakan hampir 300 santriwan.
Ini merupakan amanat paling berat yang akan saya alami ketika itu. Tapi saya
tidak sendiri, ada 4 orang wakil saya setiap aspeknya dalam bagiannya
masing-masing. Setelah saya lewati itu semua saya memiliki pengalaman sebagai
pemimpin yang baik. Di pondok itu yang harus kita perhatikan adalah bagaimana
kita bersikap, karena hal itu sangat penting. Akhlak kita sangat di perhatikan
karena kita keluar bukan di lihat kita bisa apa, tetapi orang melihat perilaku
kita.
Semakin
tinggi pohon semakin tinggi pula anginnya itulah perangai yang akan kita
hadapi. Saya menaiki jenjang yang lebih tinggi, dan di pondok pun mengajarkan berorganisasi.
Ketika saya kelas 2 SMA saya mendapat amanat sebagai ketua rayon rifai 2,
setelah itu saya di pilih kembali menjadi ketua KPP(komite pergantian pengurus)
masa bakti 2013-2014 M. Jadi disini saya menjadi ketua panitia masa transisi
pengurusan gedung menjadi pengurus pusat. Disini saya di uji kembali.
Dalam
KPP ini banyak yang di pertaruhkan Karena teman-teman saya banyak yang ingin
menjadi bagian yang mereka inginkan. Sedangkan semua keputusan terdapat pada
tangan asatidz. Dan akhirnya akan di setujui oleh pemimpin pondok. Saya
berusaha keras agar mendapat hasil yang maksimal. Setelah berjalan selama 3
bulan, akhirnya kami akan di lantik sebagai pengurus pusat. Hati kami deg-degan
karena setelah pengumuman itu esoknya kami akan di lantik sebagai pengurus.
Kami akan mengurus sebanyak 1000 santri lebih dari kelas 1-5.
Dan kali ini saya di berikan amanah kembali
sebagai ketua coordinator gerakan pramuka. Saya mengikuti kegiatan pramuka dari
saya awal masuk pondok sampai ketika saya di lantik. Hobi saya pramuka dan
dengan pramuka itu saya memiliki banyak ilmu. Saya bisa memiliki skill Karena
pacuan pramuka yang didikannya sangat tegas. Dari pramuka saya pernah dikirim
ke berbagai pondok di antaranya Ponpes Daar el Qolam, As-Saadah, Al-Mizan,
Darussalam Gonor Ponorogo dsb. Saya biasa mengikuti lomba pidato bahasa arab,
SMS(semaphore morse sandi) ketangkasan dan masih banyak lagi. Setelah itu.
Di
Tahun terakhir saya menjadi santri saya ingin memberikan yang terbaik bagi
Pondok maupun diri sendiri. Menjadi kelas 6 merupakan suatu kebanggaan karena
sebagai santri mampu menjalani kehidupan selama 5 tahun di pondok dan waktu itu
tidaklah sebentar. Ada 2 acara besar terakhir pada saat kelas 6 yaitu Nihai
Show, Dan haflatuttakhrij wa tafwiedussyahadah penglepasan santri atau yang
sering kita sebut wisuda. Pada kedua acara ini saya dan teman-teman yang lain berusaha
semaksimal mungkin. Pada Nihai Show itu saya dan teman – teman menampilkan
pagelaran besar terakhir yang akan kami berikan untuk seluruh elemen masyarakat
ponpes La Tansa.
Setelah
semua itu saya jalani tidak terasa saya telah menyelesaikan study saya. Pada
akhirnya acara yang paling di tunggu oleh semua santri itu ada di hadapan saya
yaitu wisuda. Semua air mata dari setiap santri kelas 6 tercurahkan bahkan
meluap karena setelah perjuangan yang telah kami perjuangkan selama 4 dan 6
tahun sudah selsai. Dan pada saat itu pertama kalinya saya menagis terharu.
Ingin rasanya mengulangi saat itu, Karena setelah itu kami akan meninggalkan
satu sama lain. Mungkin ada dari kita yang akan pergi jauh dan entah kemana.
Masa 6 tahun itu yang sangat kami rindu, makan bareng, di hukum bareng, tidur
bareng bahkan kemana-mana kita selalu bersama-sama. Kalau saya mengingat ini
ingin rasanya meneteskan air mata. Tapi itu semua telah berlalu dan saya pun
akan menjalani kehidupan di luar pondok.
Sebenarnya
saya di beri amanah untuk menjadi guru disana, akan tetapi orang tua belum
tidak member izin Karena ayah saya sakit stroke selama 11 tahun. Inilah jalan
yang terbaik yang saya harus ambil mengabdikan diri kepada orang tua.
Sebenarnya masih banyak lagi yang saya alami akan tetapi mungkin dengan
demikian saya bisa mewakili cerita saya.
C.
Musibah Menjadi Hikmah
Pepatah
mengatakan dibalik semua musibah ada hikmahnya. Saya memilki pengalaman yang
sangat berharga yang tak mungkin untuk di lupakan . saya di sini akan saya akan
menceritakan berbagai pengalaman musibah yang terdapat hikmah di dalamnya.
Sebenarnya banyak yang saya ingin ceritakan, akan tetapi saya tidak semuanya
karena 1100 lembar pun tak cukup untuk ku ungkaikan kata-katanya.
a. Kepala
di jahit
Saya
ketika itu berumur 4 tahun, saya sedang bermain dengan teman-teman saya dengan
saya gembira. Ketika itu saya sedang berlari entah kenapa saya tiba-tiba
berlari menabrak ujung tembok yang sangat tajam. Kepala saya terkena ujung
tembok yang menyebabkan kepala saya bocor.
Saya pun pingsan dengan sekejab dan tiba-tiba
saya ada di puskesmas. Ternyata kaka saya yang membawa saya, darah saya
berceceran di jalan. Semua kisah tangis keluarga saya tak terbendung. Dan saya
pun di jahit sebanyak 3 jahitan di kening. Semenjak itu saya harus berhati-hati
ketika bermain.
b. Jatuh
dari lantai 2
Saat
itu saya kelas 1 smp di ponpes. Saya dan teman saya di gedung itu memang hobi
sekali bermain prosotan di pengangan tangga gedung tersebut. Dan saya pun
menjadi contoh untuk yang lainnya agar tidak bermain di tangga. Bermula hari
senin pukul 13.13 WIB kalau tidak salah, saya ingin jajan di kantin setelah
shalat zuhur berjamaah dan saat itu waktu istirahat. Saya memiliki firasat
bahwasanya ada sesuatu yang akan terjadi.
Nah pas
saya ingin merosot di tangga saya pun tidak jadi, saya pun mengangkat satu kaki
saya satunya untuk berjalan seperti biasa. Namun ada sorang teman saya yang
lewat di samping saya yang sengaja menyenggol saya.
Dan
insiden itu pun tak dapat di pungkiri, saya langsung terjun menuju lantai satu
karena tidak dapat menahan badan saya agar tertahan di tangga itu. Saya jatuh
dengan posisi badan miring dan darah saya berceceran dimana-mana. Ketika itu
ada teman saya yang melihat dengan sekejap mereka kaget dan membawaku ke
bakes(bagian kesehatan) pondok. Banyak teman-teman gedung saya yang mengira
bahwa saya jatuh itu sangat aneh, mereka menduga ada sebuah karung jatuh dari
lantai 2. Langsung berita saya membuat geger dan berita hangat di pondok saya.
Saya di bakes selama kurang lebih 7 hari.
Saya
tidak ingin member tahu orang tua saya Karena takut mereka syok melihat kondisi
saya. Semua teman saya menjenguk bahkan guru serta wali kelas saya menjenguk
saya serta membawa makanan. Saya sangat senang karena banyak yang peduli dengan
saya. Mata saya membengkak besar sekali tangan saya pun bengkak serta seluruh
badan sakit akibatbenturan ke lantai yang sangat keras dari lantai 2. Saya
sangat bersyukur tidak ada yang patah serta Allah memberikan saya kesempatan
hidup ini agar bisa melanjutkan perjuangan hidup di dunia ini. Syukron jaziilan
ya Allah ‘ala kulli ni’matin ‘alayya.
c. Kecelakaan
motor
Setelah
menjalakan ujian akhir semester dan UN SMP, saya beserta seluruh santri pulang
ke rumah masing-masing untuk berlibur. Saya dan teman saya memiliki rencana
untuk berlibur untuk pergi ke pantai anyer. Saya pun semangat untuk
mengikutinya. Tiga hari setelah perpulangan saya dan teman-teman membuat kumpul
terlebih dahulu di alun-alun serang serang. Saya ke rumah teman saya bernama
sangga yang berada di depok untuk jalan bareng. Setelah say tunggu selama 2 jam
di stasiun citayem saya pun bertemu sangga. Dari situ saya ke rumah sangga
terlebih dahulu untuk pamit dengan orang tuanya
Setelah
semua selesai saya pun jalan menuju serang melewati meminta saya untuk
bergantian mengendarai sepeda motor.
saya mengendarai motor tepatnya daerah cigudeg, saya dengan keceptan
tinggi kira- kira 80km/jam, saya setelah melewati angkot saya kaget. Tiba-tiba
ada sebuah bolongan yang sangat besar yang tidak terlihat Karena disana
jalannya berbukit.
Akhirnya tanpa pikir panjang saya pun tak
sadar melepas kendali motor tersebut. Saya
pun terjatuh dengan menghantap aspal dan sangga pun sebaliknya. Saya terjatuh
seketika dan saya sangat bersyukur pula Allah masih memberika saya kesempatan
hidup. Sewaktu itu jalan tidak ramai dan tidak ada yang lewat. Setelah kami
jatuh sekitar 30 detik baru ada yang menolong kami dan langsung di bawa ke
puskesmas terdekat. Saya memakai sweater sangat tipis, sepatu baru saya pun
hilang entah kemana karena jatuh yang membuat saya dan sangga terpental jauh.
Setelah
tiba di puskesmas saya dan sangga di periksa, dimana letak sakitnya. Ternyata
sangga ada benturan di lututnya yang membuat luka lumayan besar yang membuat
celananya pun robek. Dan saya pun merasa sakit di tangan saya, ketika di buka
tangan kanan saya ada sebuah robekan yang sangat besar dan saya pun jijik
melihatnya. Akhirnya tangan saya di jahit sebanyak 14 jahitan yang akan ada
selama hayat saya. Luka ini pun membekas sampai sekarang. Tapi saya masih Allah
berikan kasih sayangnya karena tangan saya tidak mengenai pembuluh darah.
Setelah
itu saya dan sangga langsung memberi kabar kepada teman-teman saya agar
berhati-hati untuk berpergian ke anyer dan kami pun tidak bisa ikut.setelah
mengabari saya dan sangga tidak bisa ikut baru saya kabari orang tua tentang
kecelakaan tersebut. Akhrirnya orang tua kami langsung bergegas kesana. Sekitar
3 jam kemudian tibalah orang tua kami. Dan kami meminta maaf atas apa yang
terjadi khususnya saya meminta maaf kepada orang tua sangga karena motornya
sangga ketika jatuh saya ynag sedang mengendarainya.
Kami
pun pulang dan itu merupakan pengalaman, musibah yang berharga dan pasti ada hikmah
di balik semua itu.
d. Digigit
Anjing
Cerita ini terjadi saat saya liburan
pula dari pondok. Bermula pada suatu sore yang cerah tepatnya setelah shalat
ashar berjamaah, saya dan teman-teman rumah saya ingin bermain bola. Lapangan
tidak jauh dari rumah kami, dan berada di depang jalanan bernama lapangan pak
jendral. Saya tidak tahu mengapa dinamakan lapangan tersebut dengan pak
jendral, mungkin dulu disini yang punya lapangan adalah seorang jendral.
Setelah diketahui nama pemilik ini bernama pak uban, karena rambutnya yang
sudah berwarna putih dan beliau pun keturunan belanda.
Di dalam tersebut terdapat rumah pak uban dan
dia pun memiliki 2 anjing untuk menjaga rumahnya. Ada yang berwarna hitam dan
coklat. Memang sering sekali ketika kami bermain sesekali anjing itu keluar dan
mengejar kami, karena ulah anjing tersebut permainan kami terhenti sebentar.
Nah pas sore itu saya bermain sebagai kiper. Posisi saya paling dekat dengan
kebun di lapangan tersebut.
Awalnya ketika anjing itu berulah saya
berhasil kabur namun untuk yang kedua kalinya saya tak dapat menghindar. Dengan
sekejap anjing itu langsung menggigit
kaki kiri saya sebelah betis atas. Dengan terkaman yang sanagt kejam saya
berusaha lepas. Nah pas itu teman-teman saya langsung berusaha menimpuki anjing
itu dengan batu, setelah di lempari batu barulah anjing itu pergi. Kaki saya
langsung mengelurkan darah yang lumayan banyak karena gigi anjing itu sangat
tajam. Dengan itu saya langsung pulang ke rumah dan langsung di bawa ke rumah
sakit untuk di obati.
Saya langsung di bawa ke rumah sakit
JMC. Langsung saya pun di beri suntikan rabies agar tidak terkena penyakit
tersebut. Setelah di obati saya kaget dengan biaya yang di keluarkan yang cukup
besar. Setelah itu saya di bawa pulang ke rumah, saya pun dapat nasehat agar
lebih berhati-hati dalam bermain. Semua apa yang telah kita lalui adalah
history yang sekarang adalah reality. Denagn semua itu kita harus bisa sabar
dan tabah apa yag teerjadi dengan diri kita.
D.Ujian hidup setiap
insan di Dunia
Setiap insan di dunia pastikan
merasakan ujian yang di berikan Allah kepada mereka dengan ujian tersebut
membuat kita lebih dewasa dan bisa memahami kita hidup di dunia ini untuk apa.
Hidup di dunia hanya sementara dan di akhiratlah yang kekal selamanya. Saya
disini diuji oleh Allah dengan sakitnya ayah saya yang menderita penyakit
stroke akibat kolesterol yang berlebihan.
Ketiak itu saat saya berumur 7 tahun
dan bualn itu adalah bulan suci Ramadhan. Ayah saya sedang tidur terlelap
setelah pergi. Ketika ayah saya bangun dari tidurnya ternyata aya saya seperti
terkejang-kejang. Awalnya saya dan keluarga saya tidak percaya karena ayah saya
sangat suka sekali bercanda. Tetapi setelah kami lihat dengan seksama ternyata
ayah saya benar-benar sakit. Terhentak ketika itu saya sedang kumpul semua kaka
saya dan mama juga. Kami pun kaget dan secepat mungkin membawa ayah ke ruamh
sakit. Dan kami pun mengeluarkan air mata. Mungkin ketika itu saya masih kecil
dan belum mengerti sekali tentang semua itu.
Setelah itu ayah saya di rawat di rumah
sakit Tebet. Setelah di periksa ayah terkena penyakit stroke. Dan ketika
lebaran Idul Fitri kami berada di rumah sakit. Kurang lebih selama 24 hari ayah
saya di rawat. Setelah itu saya baru bisa
merasakan betapa sedihnya Karena semakin saya dewasa semakin saya mengerti
tentang kehidupan ini. Setelah berusaha dengan berbagai cara untuk kesembuhan
ayah saya sampai sekarang setelah 11 tahun lamanya belum kunjung sembuh. Tetapi
untuk ingatan dan berbicara ayah saya bisa seperti orang normal lainnya. Hanya
untuk berjalannya tidak bisa Karena seluruh anggota tubuh sebelah kanan
semuanya mati, tidak dapat di gerakan semuanya.
Sampai saat ini saya masih merawat ayah
saya di rumah. Memang semakin menua umur kita semakin pula kita kembali seperti
anak kecil. Itu adalah lumrah yang tak dapat di hindarkan. Merawat orang sakit
tidaklah mudah dan saya sangat bersyukur memiliki seorang ibu yang saya panggil
mama yang telah sabar merawat ayah selama 11 tahun. Menemani dengan penuh
kesabaran, dan saya pun merasakan hal itu.
Ujian yang Allah berikan pastilah
sesuai kemapuan hamba Nya. Ini merupakan salah satu ujian yang Allah berikan
kepada saya dan kelaurga saya pula. Pasti ada saja yang memilki ujian yang
lebih berat dari pada saya. Maka untuk itu jangan mengatakan ujian saya adalah
yang paling berat. Berdoalah meminta kekuatan yang lebih untuk melewati itu
semua, jangan hanya meminta kemudahan Karena kita harus kuat untuk
menjalaninya.
Mungkin saya masih banyak sekali yang
saya ingin ceritakan, akan tetapi ini kutipan dari cerita hidup saya.
E. Pesan
dan Kesan dalam Hidup
Menjalani kehidupan di dunia ini
hanyalah sementara dan Akhiratlah selamanya. Ada syair mengatakan I’mal li
dunyaaka kaannaka ta’iisyu Abadan wa’mal li aakhiratika kaannaka tamutu ghadan
( kerjakan pekerjaan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan kerjakan
pekerjaan akhiratmu seakan-akan kamu mati esok hari). Dari syair tersebut kita
dapat menjabarkan maksud dan arti tersebut agar kita harus bisa semaksimal
mungkin untuk menjalani 2 pekerjaan tersebut.
Jangan sesali kehidupan ini, karena
kita sebagai manusia makhluk paling sempurna
yang diciptakan Allah untuk menjadi khalifah atau pemipin di muka bumi
ini. Berusalah mendapatkan apa yang kau inginkan dengan DUIT (Doa,Usaha,Iktiar,
dan tawakkal) karena unsure tersebut sangat penting untuk menggapai kebahagiann
dunia maupun akhirat.
Orang dewasa belum tentu bijak akan
tetapi bijak itu sudah tentu dewasa karena bijak dimiliki oleh seorang
pemimpin. Dan kita ini adalah pemimpin untuk diri kita sendiri khususny lelaki
menjadi pemimpin keluarga maupun wanita menjadi pemimpin dari anak-anaknya
ketika tidak ada suami di rumah. Maka dari itu kita harus bisa membawa diri
kita menuju jalan yang diridhoi Allah agar mendapatkan kebahagiaan dunia
akhirat.
Kesan hidup ini adalah penuh sekali
dengan tantangan yang sangat sulit. Sering kali mengelurkan air mata yang
membuat kita tenang setelah air mata tersebut keluar dari mata yang indah ini.
Orang yang kuat bukan menangis di hadapan banyak manusia akan tetapi menangis
di hapadan Allah lah, karena kita mengeluh diahapan manusia menandakan kita
lemah.
Hidup sekali hiduplah yang berarti. See
you next time….
Puisi untuk kedua Orang Tua
Tak henti air mata ini mencurahkan rasa
syukur kepada Pemilik dunia ini karena memiliki orang tua sepertimu wahai ayah
bunda.
Setiap detik kami tak luput untuk
melupakan diri kalian yang telah bersusah payah membesarkan kami sehingga saat
ini kami mampu melakukan apa yang dulu kami tidak bisa.
Semakin kami memperhatikanmu semakin
tak hentinya doa anakmu ini mengalir pada diri kalian.
Semakin hari raut wajahmu semakin menua
seiring berjalannya waktu yang takkan pernah terhenti.
Semakin dekat ajal pula yang mungkin
Allah bisa memanggil diri ini lebih dulu.
Sejenak pernahku berfikir kesalahan apa
yang telah kami perbuat terhadap diri kalian. Tapi kalian tak sedikit pun marah
tehadap kami.
Sebaliknya ketika kalian berbuat salah
sering kali kami membentak dan memarahi kalian oh ayah bunda..
Sesaat setelah kami mengetahui betapa
sayangnya dirimu terhadap kami, kami
berusaha yang terbaik untukmu.
Waktu terus berjalan sampai ajal pun
mendekatkan kita untuk menghadapMU wahai Ilahi Rabbi.
Ketika Kau memanggil ayah bunda kami
kesisi MU, kami pun tak dapat membendung air mata ini.
Ketika bendera kuning berkibar di depan
rumah, banyak sekali yang ingin kami berikan selama mereka masih hidup.
Merasa berdosa diri ini terhadap orang
tua kami yang tak henti mendoakan kami agar sukses dunia akhirat
Yang kami mampu hanya doa dari anak
yang sholeh agar dirimu selamat dari siksaan api neraka.
Terima kasih oh ayah bunda kami….
Tetesan keringatmu tak pernah pudar
dalam ingatan ini.
Terima kasih oh ayah bunda kami…
Perjuanganmu takkan pernah kami
lupakan…
PENGALAMAN HIDUP
NAMA : AHMAD ZULFIKAR
NPM : 20214621
KELAS : 1EB15
JURUSAN : AKUNTANSI
|
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................................. i
A.
About Family............................................................................................................... 1
B.
Fase Kehidupan melalui jenjang pendidikan................................................................ 1
1. Taman kanak-kanak............................................................................................. 2
2. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.................................................................... 2
3. SMP & SMA di Pondok Pesantren..................................................................... 3
C.
Musibah menjadi Hikmah............................................................................................. 5
1.
Kepala di Jahit.................................................................................................... 5
2. Jatuh Dari Lantai 2................................................................................................. 5
3. Kecelakaan Motor................................................................................................ 6
4. Digigit Anjing...................................................................................................... 7
D.Ujian
hidup setiap insan di dunia ................................................................................. 8
E.
Pesan dan Kesan dalam Hidup..................................................................................... 9
Puisi
untuk kedua orang tua........................................................................................... 11
MY
JOURNEY
A.About
Family
Saya adalah Ahmad Zulfikar anak ke lima
dari lima bersaudara, kaka saya semuanya perempuan. Saya dilahirkan pada
tanggal 25 Maret 1996. Sebelumnya saya ingin mengenalkan anggota keluarga saya,
ayah bernama Sarwani, Mama bernama Nurlaila, kaka pertama Abidatusshalihah,
kaka kedua Hilmiah, kaka ketiga Hikmawati, Dan kaka saya yang keempat bernama
Adilatul Hasanah. Saya hidup di tengah keluarga yang saya sangat sayangi Karena
mereka yang memberikan support ketika saya tak kuat menghadapi peliknya dunia
ini. Saya lahir di Jakarta dan saya pun termasuk betawi asli karena orang tua
saya semuanya dari betawi.
Kita terlahir di Dunia ini adalah
kehendak Allah SWT yang telah Allah atur semuanya. Saya tak tahu dimana dan
kapan saya akan mati pula karena semua kehendak sang Maha kuasa. Saya sangat
bersyukur memiliki keluarga yang harmonis, dan mungkin beberapa rintangan yang
memang setiap manusia harus melewatinya sama halnya dalam berkeluarga pasti ada
saja masalah yang timbul. Dengan saling memahami kita bisa melewati itu semua.
Semua kaka saya sudah berkeluarga
semuanya, tinggal saya seorang diri yang belum memiliki amanah untuk
menjalankan sunnah Rasulullah yaitu menikah. Saya harus bisa lebih baik dari
kaka saya karena orang tua akan lepas tanggung jawabnya setelah anak
perempuannya nikah yang akan pindah tanggung jawabnya terhadap suaminya, akan
tetapi seorang lelaki memiliki tanggung jawab lebih besar yaitutanggung jawab
terhadap istri dan orang tuanya pula. Maka untuk itu saya harus bias lebih
sukses secara dunia akhirat dari pada kaka saya. Mungkin cukup sekian dari saya
about my family.
B. Fase
kehidupan melalui jenjang pendidikan
Di sini saya akan menceritakan
perjalanan saya dengan fase pendidikan. Sebelumnya saya akan menceritakan kisah
kecil saya. Ketika saya waktu kecil saya sering sekali terkena penyakit sampai
pernah masuk rumah sakit ketika umur 2 tahun di karenakan penyakit yang alami.
Tetapi itu semua bias di hadapi dengan penuh rasa syukur sampai ketika saya
menulis cerita ini. Mungkin saya sewaktu kecil saya sangat di manja karena saya
anak laki satu-satunya dan merupakan anak terakhir. Tetapi saya tidak mau di
manja karena saya mau menunnjukkkan saya bias berdiri sendiri di kaki saya
sendiri.
Fase
kehidupan melalui jenjang pendidikan :
1.
Taman kanak-kanak
Saya
ketika itu berumur 4 tahun. Saya bersekolah di Tk. Al-Qur,an yang tidak jauh
dari rumah saya. Saya bersekolah sangat semangat sampai mendapar rangking 1,
itu semua di dapat bukan hanya dengan belajar giat akan tetapi harus di iringi
dengan doa yang kuat. Saya sudah sering mengikuti lomba-lomab ketika taman
kanak-kanak. Dan itu modal saya percaya diri untuk menghadapi kerasnya
kehidupan di dunia ini. Saya mungkin ketika itu belum terlalu mengerti hal
kehidupan tapi saya sudah di bekali oleh guru dan orang tua saya untuk siap
hidup.
2.
Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
Setelah
satu tahun di taman kanak-kanak, saya beralih fase pendidikan saya menuju MI (madrasah
Ibtidaiyah). Saya bersekolah di sekolah Islam yaitu MI. Al- Khairiyah. Di MI
saya memulai memahami ilmu yang lebih tinggi karena semakin tinggi pohonnya
semakin kencang anginnya. Sekolah saya itu ketika pagi hari sampai siang hari
untuk anak putra, akan tetapi ketika siang sampai sore hari untuk putra. Di
pisahkan seperti ini agar ada batas jarak antara 2 insan manusia Karena ini
pendidikan Islam yang sangat baik. Dari MI saya sudah mulai sring mengikuti
lomba-lomba. Ketika kelas 2 saya di pilih sebagai dokter kecil untuk memeriksa
teman-teman saya ketika sakit. Setelah itu saya sering menampilkan seni ketika
ada acara di sekolah saya.
Saya sangat senang sebelum memulai pelajaran
sekolah saya bermain bola terlebih dahulu, sampai saya keringetan ketika masuk
kelas. Saya sangat hobi bermain sepak bola Karen dapat mengasah otak serta
ketangkasan jasmani serta rohani. Setiap
saat istirahat saya d suka sekali jajan yang tiap harinya ayah member 2000
rupiah. Ketika itu makanan masih murah, kalo sekarang bahkan 5000 saja tidak
cukup. Seiring berjalannya waktu saya pun semakin dewasa ketika saya kelas 5
saya sering mengikuti kegiatan bari-berbaris ataupun paskibra maupun pramuka.
Setelah menjalani pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah, sekolah akan mengadakan
tour untuk kelas 6. Ketika itu saya di gabung dengan anak putrinya. Dan mungkin
saya mengenal perempuan pada saat itu. Saya aneh banget ketika itu banyak anak
putrid yang naksir dengan saya, maaf bukan kepedean tapi mungkin itu awal fase
menuju remaja.
Pada setelah itu kami akan mendakan acara
wisuda. Dan saat itu perlu persiapan yang matang. Ketiak itu anak putra putri
kelas 6 di gabung untuk latihan. Dan mulai saat itu mungkin saya terpikat pada
seorang wanita untuk pertama kalinya.
Dan ini awal saya menuju tahap ke jenjang yang
lebih tinggi yaitu sekolah menengah pertama(SMP).
3. SMP
& SMA di Pondok Pesantren
Sebelum
saya menutut ilmu di pondok pesantren La-Tansa, awalnya saya tidak berniat
untuk mondok disana akan tetapi saya di ajak kaka saya untuk main ke ponpes
tersebut. Setelah itu kaka saya menikah dengan salah satu guru di sana, dan
saya pun ada keinginan untuk menuntut ilmu disana. Bermula tanggal 12 Juni 2008
saya berangkat dari rumah menuju ponpes. Dan mulai saat itu saya memulai perjalanan
hidup saya di Ponpes La Tansa. Saya belajar dengan penuh semangat Karen niat
yang terpendam lillahi ta’ala. Disana kita tidak hanya belajar formal di kelas
akan tetapi nilai aspek kehidupannya lebih penting dari pada itu. Bagaimana
kita harus hidup mandiri, bersosial, dan berdisiplin. Disana sangat ketat untuk
disiplinnya, bahasa yang digunakannya pun dengan bahasa Arab & Inggris. Di
pondok pun kita tidak boleh membawa alat komunikasi agar belajarnya kondusif.
Disana
saya menemukan dan mengalami pelajaran yang sangat berharga yang tidak di
temukan selain diponpes. Saya pernah melanggar disiplin karena membawa handpone
ke kelas. Setelah itu guru saya mengetahuinya dan saya pun di bawa ke bagian
pengawasan disiplin santriwan. Setelah saya di sidang saya pun di beri hukuman
botak dan meminta tanda tangan seluruh guru bagian pengasuhan tersebut. Dan
saya pun di botak sampai 3 kali selama belajar di pondok karena melanggar
disiplin berat.
Saya
mengalami pengalaman yang saya belum temui yang akan menjadi cerita di masa
depan. Ketika saya kelas 1 SMP saya di pilih sebagai ketua Angkatan. Saya pun
berusaha mengemban amanat tersebut karena beranggotakan hampir 300 santriwan.
Ini merupakan amanat paling berat yang akan saya alami ketika itu. Tapi saya
tidak sendiri, ada 4 orang wakil saya setiap aspeknya dalam bagiannya
masing-masing. Setelah saya lewati itu semua saya memiliki pengalaman sebagai
pemimpin yang baik. Di pondok itu yang harus kita perhatikan adalah bagaimana
kita bersikap, karena hal itu sangat penting. Akhlak kita sangat di perhatikan
karena kita keluar bukan di lihat kita bisa apa, tetapi orang melihat perilaku
kita.
Semakin
tinggi pohon semakin tinggi pula anginnya itulah perangai yang akan kita
hadapi. Saya menaiki jenjang yang lebih tinggi, dan di pondok pun mengajarkan berorganisasi.
Ketika saya kelas 2 SMA saya mendapat amanat sebagai ketua rayon rifai 2,
setelah itu saya di pilih kembali menjadi ketua KPP(komite pergantian pengurus)
masa bakti 2013-2014 M. Jadi disini saya menjadi ketua panitia masa transisi
pengurusan gedung menjadi pengurus pusat. Disini saya di uji kembali.
Dalam
KPP ini banyak yang di pertaruhkan Karena teman-teman saya banyak yang ingin
menjadi bagian yang mereka inginkan. Sedangkan semua keputusan terdapat pada
tangan asatidz. Dan akhirnya akan di setujui oleh pemimpin pondok. Saya
berusaha keras agar mendapat hasil yang maksimal. Setelah berjalan selama 3
bulan, akhirnya kami akan di lantik sebagai pengurus pusat. Hati kami deg-degan
karena setelah pengumuman itu esoknya kami akan di lantik sebagai pengurus.
Kami akan mengurus sebanyak 1000 santri lebih dari kelas 1-5.
Dan kali ini saya di berikan amanah kembali
sebagai ketua coordinator gerakan pramuka. Saya mengikuti kegiatan pramuka dari
saya awal masuk pondok sampai ketika saya di lantik. Hobi saya pramuka dan
dengan pramuka itu saya memiliki banyak ilmu. Saya bisa memiliki skill Karena
pacuan pramuka yang didikannya sangat tegas. Dari pramuka saya pernah dikirim
ke berbagai pondok di antaranya Ponpes Daar el Qolam, As-Saadah, Al-Mizan,
Darussalam Gonor Ponorogo dsb. Saya biasa mengikuti lomba pidato bahasa arab,
SMS(semaphore morse sandi) ketangkasan dan masih banyak lagi. Setelah itu.
Di
Tahun terakhir saya menjadi santri saya ingin memberikan yang terbaik bagi
Pondok maupun diri sendiri. Menjadi kelas 6 merupakan suatu kebanggaan karena
sebagai santri mampu menjalani kehidupan selama 5 tahun di pondok dan waktu itu
tidaklah sebentar. Ada 2 acara besar terakhir pada saat kelas 6 yaitu Nihai
Show, Dan haflatuttakhrij wa tafwiedussyahadah penglepasan santri atau yang
sering kita sebut wisuda. Pada kedua acara ini saya dan teman-teman yang lain berusaha
semaksimal mungkin. Pada Nihai Show itu saya dan teman – teman menampilkan
pagelaran besar terakhir yang akan kami berikan untuk seluruh elemen masyarakat
ponpes La Tansa.
Setelah
semua itu saya jalani tidak terasa saya telah menyelesaikan study saya. Pada
akhirnya acara yang paling di tunggu oleh semua santri itu ada di hadapan saya
yaitu wisuda. Semua air mata dari setiap santri kelas 6 tercurahkan bahkan
meluap karena setelah perjuangan yang telah kami perjuangkan selama 4 dan 6
tahun sudah selsai. Dan pada saat itu pertama kalinya saya menagis terharu.
Ingin rasanya mengulangi saat itu, Karena setelah itu kami akan meninggalkan
satu sama lain. Mungkin ada dari kita yang akan pergi jauh dan entah kemana.
Masa 6 tahun itu yang sangat kami rindu, makan bareng, di hukum bareng, tidur
bareng bahkan kemana-mana kita selalu bersama-sama. Kalau saya mengingat ini
ingin rasanya meneteskan air mata. Tapi itu semua telah berlalu dan saya pun
akan menjalani kehidupan di luar pondok.
Sebenarnya
saya di beri amanah untuk menjadi guru disana, akan tetapi orang tua belum
tidak member izin Karena ayah saya sakit stroke selama 11 tahun. Inilah jalan
yang terbaik yang saya harus ambil mengabdikan diri kepada orang tua.
Sebenarnya masih banyak lagi yang saya alami akan tetapi mungkin dengan
demikian saya bisa mewakili cerita saya.
C.
Musibah Menjadi Hikmah
Pepatah
mengatakan dibalik semua musibah ada hikmahnya. Saya memilki pengalaman yang
sangat berharga yang tak mungkin untuk di lupakan . saya di sini akan saya akan
menceritakan berbagai pengalaman musibah yang terdapat hikmah di dalamnya.
Sebenarnya banyak yang saya ingin ceritakan, akan tetapi saya tidak semuanya
karena 1100 lembar pun tak cukup untuk ku ungkaikan kata-katanya.
a. Kepala
di jahit
Saya
ketika itu berumur 4 tahun, saya sedang bermain dengan teman-teman saya dengan
saya gembira. Ketika itu saya sedang berlari entah kenapa saya tiba-tiba
berlari menabrak ujung tembok yang sangat tajam. Kepala saya terkena ujung
tembok yang menyebabkan kepala saya bocor.
Saya pun pingsan dengan sekejab dan tiba-tiba
saya ada di puskesmas. Ternyata kaka saya yang membawa saya, darah saya
berceceran di jalan. Semua kisah tangis keluarga saya tak terbendung. Dan saya
pun di jahit sebanyak 3 jahitan di kening. Semenjak itu saya harus berhati-hati
ketika bermain.
b. Jatuh
dari lantai 2
Saat
itu saya kelas 1 smp di ponpes. Saya dan teman saya di gedung itu memang hobi
sekali bermain prosotan di pengangan tangga gedung tersebut. Dan saya pun
menjadi contoh untuk yang lainnya agar tidak bermain di tangga. Bermula hari
senin pukul 13.13 WIB kalau tidak salah, saya ingin jajan di kantin setelah
shalat zuhur berjamaah dan saat itu waktu istirahat. Saya memiliki firasat
bahwasanya ada sesuatu yang akan terjadi.
Nah pas
saya ingin merosot di tangga saya pun tidak jadi, saya pun mengangkat satu kaki
saya satunya untuk berjalan seperti biasa. Namun ada sorang teman saya yang
lewat di samping saya yang sengaja menyenggol saya.
Dan
insiden itu pun tak dapat di pungkiri, saya langsung terjun menuju lantai satu
karena tidak dapat menahan badan saya agar tertahan di tangga itu. Saya jatuh
dengan posisi badan miring dan darah saya berceceran dimana-mana. Ketika itu
ada teman saya yang melihat dengan sekejap mereka kaget dan membawaku ke
bakes(bagian kesehatan) pondok. Banyak teman-teman gedung saya yang mengira
bahwa saya jatuh itu sangat aneh, mereka menduga ada sebuah karung jatuh dari
lantai 2. Langsung berita saya membuat geger dan berita hangat di pondok saya.
Saya di bakes selama kurang lebih 7 hari.
Saya
tidak ingin member tahu orang tua saya Karena takut mereka syok melihat kondisi
saya. Semua teman saya menjenguk bahkan guru serta wali kelas saya menjenguk
saya serta membawa makanan. Saya sangat senang karena banyak yang peduli dengan
saya. Mata saya membengkak besar sekali tangan saya pun bengkak serta seluruh
badan sakit akibatbenturan ke lantai yang sangat keras dari lantai 2. Saya
sangat bersyukur tidak ada yang patah serta Allah memberikan saya kesempatan
hidup ini agar bisa melanjutkan perjuangan hidup di dunia ini. Syukron jaziilan
ya Allah ‘ala kulli ni’matin ‘alayya.
c. Kecelakaan
motor
Setelah
menjalakan ujian akhir semester dan UN SMP, saya beserta seluruh santri pulang
ke rumah masing-masing untuk berlibur. Saya dan teman saya memiliki rencana
untuk berlibur untuk pergi ke pantai anyer. Saya pun semangat untuk
mengikutinya. Tiga hari setelah perpulangan saya dan teman-teman membuat kumpul
terlebih dahulu di alun-alun serang serang. Saya ke rumah teman saya bernama
sangga yang berada di depok untuk jalan bareng. Setelah say tunggu selama 2 jam
di stasiun citayem saya pun bertemu sangga. Dari situ saya ke rumah sangga
terlebih dahulu untuk pamit dengan orang tuanya
Setelah
semua selesai saya pun jalan menuju serang melewati meminta saya untuk
bergantian mengendarai sepeda motor.
saya mengendarai motor tepatnya daerah cigudeg, saya dengan keceptan
tinggi kira- kira 80km/jam, saya setelah melewati angkot saya kaget. Tiba-tiba
ada sebuah bolongan yang sangat besar yang tidak terlihat Karena disana
jalannya berbukit.
Akhirnya tanpa pikir panjang saya pun tak
sadar melepas kendali motor tersebut. Saya
pun terjatuh dengan menghantap aspal dan sangga pun sebaliknya. Saya terjatuh
seketika dan saya sangat bersyukur pula Allah masih memberika saya kesempatan
hidup. Sewaktu itu jalan tidak ramai dan tidak ada yang lewat. Setelah kami
jatuh sekitar 30 detik baru ada yang menolong kami dan langsung di bawa ke
puskesmas terdekat. Saya memakai sweater sangat tipis, sepatu baru saya pun
hilang entah kemana karena jatuh yang membuat saya dan sangga terpental jauh.
Setelah
tiba di puskesmas saya dan sangga di periksa, dimana letak sakitnya. Ternyata
sangga ada benturan di lututnya yang membuat luka lumayan besar yang membuat
celananya pun robek. Dan saya pun merasa sakit di tangan saya, ketika di buka
tangan kanan saya ada sebuah robekan yang sangat besar dan saya pun jijik
melihatnya. Akhirnya tangan saya di jahit sebanyak 14 jahitan yang akan ada
selama hayat saya. Luka ini pun membekas sampai sekarang. Tapi saya masih Allah
berikan kasih sayangnya karena tangan saya tidak mengenai pembuluh darah.
Setelah
itu saya dan sangga langsung memberi kabar kepada teman-teman saya agar
berhati-hati untuk berpergian ke anyer dan kami pun tidak bisa ikut.setelah
mengabari saya dan sangga tidak bisa ikut baru saya kabari orang tua tentang
kecelakaan tersebut. Akhrirnya orang tua kami langsung bergegas kesana. Sekitar
3 jam kemudian tibalah orang tua kami. Dan kami meminta maaf atas apa yang
terjadi khususnya saya meminta maaf kepada orang tua sangga karena motornya
sangga ketika jatuh saya ynag sedang mengendarainya.
Kami
pun pulang dan itu merupakan pengalaman, musibah yang berharga dan pasti ada hikmah
di balik semua itu.
d. Digigit
Anjing
Cerita ini terjadi saat saya liburan
pula dari pondok. Bermula pada suatu sore yang cerah tepatnya setelah shalat
ashar berjamaah, saya dan teman-teman rumah saya ingin bermain bola. Lapangan
tidak jauh dari rumah kami, dan berada di depang jalanan bernama lapangan pak
jendral. Saya tidak tahu mengapa dinamakan lapangan tersebut dengan pak
jendral, mungkin dulu disini yang punya lapangan adalah seorang jendral.
Setelah diketahui nama pemilik ini bernama pak uban, karena rambutnya yang
sudah berwarna putih dan beliau pun keturunan belanda.
Di dalam tersebut terdapat rumah pak uban dan
dia pun memiliki 2 anjing untuk menjaga rumahnya. Ada yang berwarna hitam dan
coklat. Memang sering sekali ketika kami bermain sesekali anjing itu keluar dan
mengejar kami, karena ulah anjing tersebut permainan kami terhenti sebentar.
Nah pas sore itu saya bermain sebagai kiper. Posisi saya paling dekat dengan
kebun di lapangan tersebut.
Awalnya ketika anjing itu berulah saya
berhasil kabur namun untuk yang kedua kalinya saya tak dapat menghindar. Dengan
sekejap anjing itu langsung menggigit
kaki kiri saya sebelah betis atas. Dengan terkaman yang sanagt kejam saya
berusaha lepas. Nah pas itu teman-teman saya langsung berusaha menimpuki anjing
itu dengan batu, setelah di lempari batu barulah anjing itu pergi. Kaki saya
langsung mengelurkan darah yang lumayan banyak karena gigi anjing itu sangat
tajam. Dengan itu saya langsung pulang ke rumah dan langsung di bawa ke rumah
sakit untuk di obati.
Saya langsung di bawa ke rumah sakit
JMC. Langsung saya pun di beri suntikan rabies agar tidak terkena penyakit
tersebut. Setelah di obati saya kaget dengan biaya yang di keluarkan yang cukup
besar. Setelah itu saya di bawa pulang ke rumah, saya pun dapat nasehat agar
lebih berhati-hati dalam bermain. Semua apa yang telah kita lalui adalah
history yang sekarang adalah reality. Denagn semua itu kita harus bisa sabar
dan tabah apa yag teerjadi dengan diri kita.
D.Ujian hidup setiap
insan di Dunia
Setiap insan di dunia pastikan
merasakan ujian yang di berikan Allah kepada mereka dengan ujian tersebut
membuat kita lebih dewasa dan bisa memahami kita hidup di dunia ini untuk apa.
Hidup di dunia hanya sementara dan di akhiratlah yang kekal selamanya. Saya
disini diuji oleh Allah dengan sakitnya ayah saya yang menderita penyakit
stroke akibat kolesterol yang berlebihan.
Ketiak itu saat saya berumur 7 tahun
dan bualn itu adalah bulan suci Ramadhan. Ayah saya sedang tidur terlelap
setelah pergi. Ketika ayah saya bangun dari tidurnya ternyata aya saya seperti
terkejang-kejang. Awalnya saya dan keluarga saya tidak percaya karena ayah saya
sangat suka sekali bercanda. Tetapi setelah kami lihat dengan seksama ternyata
ayah saya benar-benar sakit. Terhentak ketika itu saya sedang kumpul semua kaka
saya dan mama juga. Kami pun kaget dan secepat mungkin membawa ayah ke ruamh
sakit. Dan kami pun mengeluarkan air mata. Mungkin ketika itu saya masih kecil
dan belum mengerti sekali tentang semua itu.
Setelah itu ayah saya di rawat di rumah
sakit Tebet. Setelah di periksa ayah terkena penyakit stroke. Dan ketika
lebaran Idul Fitri kami berada di rumah sakit. Kurang lebih selama 24 hari ayah
saya di rawat. Setelah itu saya baru bisa
merasakan betapa sedihnya Karena semakin saya dewasa semakin saya mengerti
tentang kehidupan ini. Setelah berusaha dengan berbagai cara untuk kesembuhan
ayah saya sampai sekarang setelah 11 tahun lamanya belum kunjung sembuh. Tetapi
untuk ingatan dan berbicara ayah saya bisa seperti orang normal lainnya. Hanya
untuk berjalannya tidak bisa Karena seluruh anggota tubuh sebelah kanan
semuanya mati, tidak dapat di gerakan semuanya.
Sampai saat ini saya masih merawat ayah
saya di rumah. Memang semakin menua umur kita semakin pula kita kembali seperti
anak kecil. Itu adalah lumrah yang tak dapat di hindarkan. Merawat orang sakit
tidaklah mudah dan saya sangat bersyukur memiliki seorang ibu yang saya panggil
mama yang telah sabar merawat ayah selama 11 tahun. Menemani dengan penuh
kesabaran, dan saya pun merasakan hal itu.
Ujian yang Allah berikan pastilah
sesuai kemapuan hamba Nya. Ini merupakan salah satu ujian yang Allah berikan
kepada saya dan kelaurga saya pula. Pasti ada saja yang memilki ujian yang
lebih berat dari pada saya. Maka untuk itu jangan mengatakan ujian saya adalah
yang paling berat. Berdoalah meminta kekuatan yang lebih untuk melewati itu
semua, jangan hanya meminta kemudahan Karena kita harus kuat untuk
menjalaninya.
Mungkin saya masih banyak sekali yang
saya ingin ceritakan, akan tetapi ini kutipan dari cerita hidup saya.
E. Pesan
dan Kesan dalam Hidup
Menjalani kehidupan di dunia ini
hanyalah sementara dan Akhiratlah selamanya. Ada syair mengatakan I’mal li
dunyaaka kaannaka ta’iisyu Abadan wa’mal li aakhiratika kaannaka tamutu ghadan
( kerjakan pekerjaan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan kerjakan
pekerjaan akhiratmu seakan-akan kamu mati esok hari). Dari syair tersebut kita
dapat menjabarkan maksud dan arti tersebut agar kita harus bisa semaksimal
mungkin untuk menjalani 2 pekerjaan tersebut.
Jangan sesali kehidupan ini, karena
kita sebagai manusia makhluk paling sempurna
yang diciptakan Allah untuk menjadi khalifah atau pemipin di muka bumi
ini. Berusalah mendapatkan apa yang kau inginkan dengan DUIT (Doa,Usaha,Iktiar,
dan tawakkal) karena unsure tersebut sangat penting untuk menggapai kebahagiann
dunia maupun akhirat.
Orang dewasa belum tentu bijak akan
tetapi bijak itu sudah tentu dewasa karena bijak dimiliki oleh seorang
pemimpin. Dan kita ini adalah pemimpin untuk diri kita sendiri khususny lelaki
menjadi pemimpin keluarga maupun wanita menjadi pemimpin dari anak-anaknya
ketika tidak ada suami di rumah. Maka dari itu kita harus bisa membawa diri
kita menuju jalan yang diridhoi Allah agar mendapatkan kebahagiaan dunia
akhirat.
Kesan hidup ini adalah penuh sekali
dengan tantangan yang sangat sulit. Sering kali mengelurkan air mata yang
membuat kita tenang setelah air mata tersebut keluar dari mata yang indah ini.
Orang yang kuat bukan menangis di hadapan banyak manusia akan tetapi menangis
di hapadan Allah lah, karena kita mengeluh diahapan manusia menandakan kita
lemah.
Hidup sekali hiduplah yang berarti. See
you next time….
Puisi untuk kedua Orang Tua
Tak henti air mata ini mencurahkan rasa
syukur kepada Pemilik dunia ini karena memiliki orang tua sepertimu wahai ayah
bunda.
Setiap detik kami tak luput untuk
melupakan diri kalian yang telah bersusah payah membesarkan kami sehingga saat
ini kami mampu melakukan apa yang dulu kami tidak bisa.
Semakin kami memperhatikanmu semakin
tak hentinya doa anakmu ini mengalir pada diri kalian.
Semakin hari raut wajahmu semakin menua
seiring berjalannya waktu yang takkan pernah terhenti.
Semakin dekat ajal pula yang mungkin
Allah bisa memanggil diri ini lebih dulu.
Sejenak pernahku berfikir kesalahan apa
yang telah kami perbuat terhadap diri kalian. Tapi kalian tak sedikit pun marah
tehadap kami.
Sebaliknya ketika kalian berbuat salah
sering kali kami membentak dan memarahi kalian oh ayah bunda..
Sesaat setelah kami mengetahui betapa
sayangnya dirimu terhadap kami, kami
berusaha yang terbaik untukmu.
Waktu terus berjalan sampai ajal pun
mendekatkan kita untuk menghadapMU wahai Ilahi Rabbi.
Ketika Kau memanggil ayah bunda kami
kesisi MU, kami pun tak dapat membendung air mata ini.
Ketika bendera kuning berkibar di depan
rumah, banyak sekali yang ingin kami berikan selama mereka masih hidup.
Merasa berdosa diri ini terhadap orang
tua kami yang tak henti mendoakan kami agar sukses dunia akhirat
Yang kami mampu hanya doa dari anak
yang sholeh agar dirimu selamat dari siksaan api neraka.
Terima kasih oh ayah bunda kami….
Tetesan keringatmu tak pernah pudar
dalam ingatan ini.
Terima kasih oh ayah bunda kami…
Perjuanganmu takkan pernah kami
lupakan…
0 komentar:
Posting Komentar