Minggu, 30 November 2014

MY JOURNEY

PENGALAMAN HIDUP
NAMA           : AHMAD ZULFIKAR
NPM               : 20214621
KELAS          : 1EB15
JURUSAN     : AKUNTANSI                    
 






FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
DAFTAR ISI


Cover................................................................................................................................. i
A. About Family............................................................................................................... 1
B. Fase Kehidupan melalui jenjang pendidikan................................................................ 1
       1. Taman kanak-kanak.............................................................................................   2
       2. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah....................................................................   2
       3. SMP & SMA di Pondok Pesantren.....................................................................   3
C. Musibah menjadi Hikmah............................................................................................. 5
       1.  Kepala di Jahit....................................................................................................   5
       2. Jatuh Dari Lantai 2................................................................................................. 5
       3. Kecelakaan Motor................................................................................................   6
       4. Digigit Anjing......................................................................................................   7
D.Ujian hidup setiap insan di dunia ................................................................................. 8
E. Pesan dan Kesan dalam Hidup..................................................................................... 9
Puisi untuk kedua orang tua........................................................................................... 11


MY JOURNEY
A.About Family
Saya adalah Ahmad Zulfikar anak ke lima dari lima bersaudara, kaka saya semuanya perempuan. Saya dilahirkan pada tanggal 25 Maret 1996. Sebelumnya saya ingin mengenalkan anggota keluarga saya, ayah bernama Sarwani, Mama bernama Nurlaila, kaka pertama Abidatusshalihah, kaka kedua Hilmiah, kaka ketiga Hikmawati, Dan kaka saya yang keempat bernama Adilatul Hasanah. Saya hidup di tengah keluarga yang saya sangat sayangi Karena mereka yang memberikan support ketika saya tak kuat menghadapi peliknya dunia ini. Saya lahir di Jakarta dan saya pun termasuk betawi asli karena orang tua saya semuanya dari betawi.
Kita terlahir di Dunia ini adalah kehendak Allah SWT yang telah Allah atur semuanya. Saya tak tahu dimana dan kapan saya akan mati pula karena semua kehendak sang Maha kuasa. Saya sangat bersyukur memiliki keluarga yang harmonis, dan mungkin beberapa rintangan yang memang setiap manusia harus melewatinya sama halnya dalam berkeluarga pasti ada saja masalah yang timbul. Dengan saling memahami kita bisa melewati itu semua.
Semua kaka saya sudah berkeluarga semuanya, tinggal saya seorang diri yang belum memiliki amanah untuk menjalankan sunnah Rasulullah yaitu menikah. Saya harus bisa lebih baik dari kaka saya karena orang tua akan lepas tanggung jawabnya setelah anak perempuannya nikah yang akan pindah tanggung jawabnya terhadap suaminya, akan tetapi seorang lelaki memiliki tanggung jawab lebih besar yaitutanggung jawab terhadap istri dan orang tuanya pula. Maka untuk itu saya harus bias lebih sukses secara dunia akhirat dari pada kaka saya. Mungkin cukup sekian dari saya about my family.
B. Fase kehidupan melalui jenjang pendidikan
Di sini saya akan menceritakan perjalanan saya dengan fase pendidikan. Sebelumnya saya akan menceritakan kisah kecil saya. Ketika saya waktu kecil saya sering sekali terkena penyakit sampai pernah masuk rumah sakit ketika umur 2 tahun di karenakan penyakit yang alami. Tetapi itu semua bias di hadapi dengan penuh rasa syukur sampai ketika saya menulis cerita ini. Mungkin saya sewaktu kecil saya sangat di manja karena saya anak laki satu-satunya dan merupakan anak terakhir. Tetapi saya tidak mau di manja karena saya mau menunnjukkkan saya bias berdiri sendiri di kaki saya sendiri. 




Fase kehidupan melalui jenjang pendidikan :
1.    Taman kanak-kanak

Saya ketika itu berumur 4 tahun. Saya bersekolah di Tk. Al-Qur,an yang tidak jauh dari rumah saya. Saya bersekolah sangat semangat sampai mendapar rangking 1, itu semua di dapat bukan hanya dengan belajar giat akan tetapi harus di iringi dengan doa yang kuat. Saya sudah sering mengikuti lomba-lomab ketika taman kanak-kanak. Dan itu modal saya percaya diri untuk menghadapi kerasnya kehidupan di dunia ini. Saya mungkin ketika itu belum terlalu mengerti hal kehidupan tapi saya sudah di bekali oleh guru dan orang tua saya untuk siap hidup.

2.   Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

          Setelah satu tahun di taman kanak-kanak, saya beralih fase pendidikan saya menuju MI (madrasah Ibtidaiyah). Saya bersekolah di sekolah Islam yaitu MI. Al- Khairiyah. Di MI saya memulai memahami ilmu yang lebih tinggi karena semakin tinggi pohonnya semakin kencang anginnya. Sekolah saya itu ketika pagi hari sampai siang hari untuk anak putra, akan tetapi ketika siang sampai sore hari untuk putra. Di pisahkan seperti ini agar ada batas jarak antara 2 insan manusia Karena ini pendidikan Islam yang sangat baik. Dari MI saya sudah mulai sring mengikuti lomba-lomba. Ketika kelas 2 saya di pilih sebagai dokter kecil untuk memeriksa teman-teman saya ketika sakit. Setelah itu saya sering menampilkan seni ketika ada acara di sekolah saya.

Saya sangat senang sebelum memulai pelajaran sekolah saya bermain bola terlebih dahulu, sampai saya keringetan ketika masuk kelas. Saya sangat hobi bermain sepak bola Karen dapat mengasah otak serta ketangkasan jasmani  serta rohani. Setiap saat istirahat saya d suka sekali jajan yang tiap harinya ayah member 2000 rupiah. Ketika itu makanan masih murah, kalo sekarang bahkan 5000 saja tidak cukup. Seiring berjalannya waktu saya pun semakin dewasa ketika saya kelas 5 saya sering mengikuti kegiatan bari-berbaris ataupun paskibra maupun pramuka. Setelah menjalani pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah, sekolah akan mengadakan tour untuk kelas 6. Ketika itu saya di gabung dengan anak putrinya. Dan mungkin saya mengenal perempuan pada saat itu. Saya aneh banget ketika itu banyak anak putrid yang naksir dengan saya, maaf bukan kepedean tapi mungkin itu awal fase menuju remaja.

Pada setelah itu kami akan mendakan acara wisuda. Dan saat itu perlu persiapan yang matang. Ketiak itu anak putra putri kelas 6 di gabung untuk latihan. Dan mulai saat itu mungkin saya terpikat pada seorang wanita untuk pertama kalinya. 

Dan ini awal saya menuju tahap ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sekolah menengah pertama(SMP).


3.    SMP & SMA di Pondok Pesantren

Sebelum saya menutut ilmu di pondok pesantren La-Tansa, awalnya saya tidak berniat untuk mondok disana akan tetapi saya di ajak kaka saya untuk main ke ponpes tersebut. Setelah itu kaka saya menikah dengan salah satu guru di sana, dan saya pun ada keinginan untuk menuntut ilmu disana. Bermula tanggal 12 Juni 2008 saya berangkat dari rumah menuju ponpes. Dan mulai saat itu saya memulai perjalanan hidup saya di Ponpes La Tansa. Saya belajar dengan penuh semangat Karen niat yang terpendam lillahi ta’ala. Disana kita tidak hanya belajar formal di kelas akan tetapi nilai aspek kehidupannya lebih penting dari pada itu. Bagaimana kita harus hidup mandiri, bersosial, dan berdisiplin. Disana sangat ketat untuk disiplinnya, bahasa yang digunakannya pun dengan bahasa Arab & Inggris. Di pondok pun kita tidak boleh membawa alat komunikasi agar belajarnya kondusif.

Disana saya menemukan dan mengalami pelajaran yang sangat berharga yang tidak di temukan selain diponpes. Saya pernah melanggar disiplin karena membawa handpone ke kelas. Setelah itu guru saya mengetahuinya dan saya pun di bawa ke bagian pengawasan disiplin santriwan. Setelah saya di sidang saya pun di beri hukuman botak dan meminta tanda tangan seluruh guru bagian pengasuhan tersebut. Dan saya pun di botak sampai 3 kali selama belajar di pondok karena melanggar disiplin berat. 

Saya mengalami pengalaman yang saya belum temui yang akan menjadi cerita di masa depan. Ketika saya kelas 1 SMP saya di pilih sebagai ketua Angkatan. Saya pun berusaha mengemban amanat tersebut karena beranggotakan hampir 300 santriwan. Ini merupakan amanat paling berat yang akan saya alami ketika itu. Tapi saya tidak sendiri, ada 4 orang wakil saya setiap aspeknya dalam bagiannya masing-masing. Setelah saya lewati itu semua saya memiliki pengalaman sebagai pemimpin yang baik. Di pondok itu yang harus kita perhatikan adalah bagaimana kita bersikap, karena hal itu sangat penting. Akhlak kita sangat di perhatikan karena kita keluar bukan di lihat kita bisa apa, tetapi orang melihat perilaku kita.

Semakin tinggi pohon semakin tinggi pula anginnya itulah perangai yang akan kita hadapi. Saya menaiki jenjang yang lebih tinggi, dan di pondok pun mengajarkan berorganisasi. Ketika saya kelas 2 SMA saya mendapat amanat sebagai ketua rayon rifai 2, setelah itu saya di pilih kembali menjadi ketua KPP(komite pergantian pengurus) masa bakti 2013-2014 M. Jadi disini saya menjadi ketua panitia masa transisi pengurusan gedung menjadi pengurus pusat. Disini saya di uji kembali.

Dalam KPP ini banyak yang di pertaruhkan Karena teman-teman saya banyak yang ingin menjadi bagian yang mereka inginkan. Sedangkan semua keputusan terdapat pada tangan asatidz. Dan akhirnya akan di setujui oleh pemimpin pondok. Saya berusaha keras agar mendapat hasil yang maksimal. Setelah berjalan selama 3 bulan, akhirnya kami akan di lantik sebagai pengurus pusat. Hati kami deg-degan karena setelah pengumuman itu esoknya kami akan di lantik sebagai pengurus. Kami akan mengurus sebanyak 1000 santri lebih dari kelas 1-5. 

 Dan kali ini saya di berikan amanah kembali sebagai ketua coordinator gerakan pramuka. Saya mengikuti kegiatan pramuka dari saya awal masuk pondok sampai ketika saya di lantik. Hobi saya pramuka dan dengan pramuka itu saya memiliki banyak ilmu. Saya bisa memiliki skill Karena pacuan pramuka yang didikannya sangat tegas. Dari pramuka saya pernah dikirim ke berbagai pondok di antaranya Ponpes Daar el Qolam, As-Saadah, Al-Mizan, Darussalam Gonor Ponorogo dsb. Saya biasa mengikuti lomba pidato bahasa arab, SMS(semaphore morse sandi) ketangkasan dan masih banyak lagi. Setelah itu.

Di Tahun terakhir saya menjadi santri saya ingin memberikan yang terbaik bagi Pondok maupun diri sendiri. Menjadi kelas 6 merupakan suatu kebanggaan karena sebagai santri mampu menjalani kehidupan selama 5 tahun di pondok dan waktu itu tidaklah sebentar. Ada 2 acara besar terakhir pada saat kelas 6 yaitu Nihai Show, Dan haflatuttakhrij wa tafwiedussyahadah penglepasan santri atau yang sering kita sebut wisuda. Pada kedua acara ini saya dan teman-teman yang lain berusaha semaksimal mungkin. Pada Nihai Show itu saya dan teman – teman menampilkan pagelaran besar terakhir yang akan kami berikan untuk seluruh elemen masyarakat ponpes La Tansa.

Setelah semua itu saya jalani tidak terasa saya telah menyelesaikan study saya. Pada akhirnya acara yang paling di tunggu oleh semua santri itu ada di hadapan saya yaitu wisuda. Semua air mata dari setiap santri kelas 6 tercurahkan bahkan meluap karena setelah perjuangan yang telah kami perjuangkan selama 4 dan 6 tahun sudah selsai. Dan pada saat itu pertama kalinya saya menagis terharu. Ingin rasanya mengulangi saat itu, Karena setelah itu kami akan meninggalkan satu sama lain. Mungkin ada dari kita yang akan pergi jauh dan entah kemana. Masa 6 tahun itu yang sangat kami rindu, makan bareng, di hukum bareng, tidur bareng bahkan kemana-mana kita selalu bersama-sama. Kalau saya mengingat ini ingin rasanya meneteskan air mata. Tapi itu semua telah berlalu dan saya pun akan menjalani kehidupan di luar pondok.

Sebenarnya saya di beri amanah untuk menjadi guru disana, akan tetapi orang tua belum tidak member izin Karena ayah saya sakit stroke selama 11 tahun. Inilah jalan yang terbaik yang saya harus ambil mengabdikan diri kepada orang tua. Sebenarnya masih banyak lagi yang saya alami akan tetapi mungkin dengan demikian saya bisa mewakili cerita saya.

C.   Musibah Menjadi Hikmah

Pepatah mengatakan dibalik semua musibah ada hikmahnya. Saya memilki pengalaman yang sangat berharga yang tak mungkin untuk di lupakan . saya di sini akan saya akan menceritakan berbagai pengalaman musibah yang terdapat hikmah di dalamnya. Sebenarnya banyak yang saya ingin ceritakan, akan tetapi saya tidak semuanya karena 1100 lembar pun tak cukup untuk ku ungkaikan kata-katanya.

a.  Kepala di jahit
Saya ketika itu berumur 4 tahun, saya sedang bermain dengan teman-teman saya dengan saya gembira. Ketika itu saya sedang berlari entah kenapa saya tiba-tiba berlari menabrak ujung tembok yang sangat tajam. Kepala saya terkena ujung tembok yang menyebabkan kepala saya bocor.

 Saya pun pingsan dengan sekejab dan tiba-tiba saya ada di puskesmas. Ternyata kaka saya yang membawa saya, darah saya berceceran di jalan. Semua kisah tangis keluarga saya tak terbendung. Dan saya pun di jahit sebanyak 3 jahitan di kening. Semenjak itu saya harus berhati-hati ketika bermain.

b.  Jatuh dari lantai 2

      Saat itu saya kelas 1 smp di ponpes. Saya dan teman saya di gedung itu memang hobi sekali bermain prosotan di pengangan tangga gedung tersebut. Dan saya pun menjadi contoh untuk yang lainnya agar tidak bermain di tangga. Bermula hari senin pukul 13.13 WIB kalau tidak salah, saya ingin jajan di kantin setelah shalat zuhur berjamaah dan saat itu waktu istirahat. Saya memiliki firasat bahwasanya ada sesuatu yang akan terjadi.
Nah pas saya ingin merosot di tangga saya pun tidak jadi, saya pun mengangkat satu kaki saya satunya untuk berjalan seperti biasa. Namun ada sorang teman saya yang lewat di samping saya yang sengaja menyenggol saya.

Dan insiden itu pun tak dapat di pungkiri, saya langsung terjun menuju lantai satu karena tidak dapat menahan badan saya agar tertahan di tangga itu. Saya jatuh dengan posisi badan miring dan darah saya berceceran dimana-mana. Ketika itu ada teman saya yang melihat dengan sekejap mereka kaget dan membawaku ke bakes(bagian kesehatan) pondok. Banyak teman-teman gedung saya yang mengira bahwa saya jatuh itu sangat aneh, mereka menduga ada sebuah karung jatuh dari lantai 2. Langsung berita saya membuat geger dan berita hangat di pondok saya. Saya di bakes selama kurang lebih 7 hari.

Saya tidak ingin member tahu orang tua saya Karena takut mereka syok melihat kondisi saya. Semua teman saya menjenguk bahkan guru serta wali kelas saya menjenguk saya serta membawa makanan. Saya sangat senang karena banyak yang peduli dengan saya. Mata saya membengkak besar sekali tangan saya pun bengkak serta seluruh badan sakit akibatbenturan ke lantai yang sangat keras dari lantai 2. Saya sangat bersyukur tidak ada yang patah serta Allah memberikan saya kesempatan hidup ini agar bisa melanjutkan perjuangan hidup di dunia ini. Syukron jaziilan ya Allah ‘ala kulli ni’matin ‘alayya.

c.  Kecelakaan motor

Setelah menjalakan ujian akhir semester dan UN SMP, saya beserta seluruh santri pulang ke rumah masing-masing untuk berlibur. Saya dan teman saya memiliki rencana untuk berlibur untuk pergi ke pantai anyer. Saya pun semangat untuk mengikutinya. Tiga hari setelah perpulangan saya dan teman-teman membuat kumpul terlebih dahulu di alun-alun serang serang. Saya ke rumah teman saya bernama sangga yang berada di depok untuk jalan bareng. Setelah say tunggu selama 2 jam di stasiun citayem saya pun bertemu sangga. Dari situ saya ke rumah sangga terlebih dahulu untuk pamit dengan orang tuanya


Setelah semua selesai saya pun jalan menuju serang melewati meminta saya untuk bergantian mengendarai sepeda motor.  saya mengendarai motor tepatnya daerah cigudeg, saya dengan keceptan tinggi kira- kira 80km/jam, saya setelah melewati angkot saya kaget. Tiba-tiba ada sebuah bolongan yang sangat besar yang tidak terlihat Karena disana jalannya berbukit.

 Akhirnya tanpa pikir panjang saya pun tak sadar melepas kendali motor tersebut.  Saya pun terjatuh dengan menghantap aspal dan sangga pun sebaliknya. Saya terjatuh seketika dan saya sangat bersyukur pula Allah masih memberika saya kesempatan hidup. Sewaktu itu jalan tidak ramai dan tidak ada yang lewat. Setelah kami jatuh sekitar 30 detik baru ada yang menolong kami dan langsung di bawa ke puskesmas terdekat. Saya memakai sweater sangat tipis, sepatu baru saya pun hilang entah kemana karena jatuh yang membuat saya dan sangga terpental jauh.

Setelah tiba di puskesmas saya dan sangga di periksa, dimana letak sakitnya. Ternyata sangga ada benturan di lututnya yang membuat luka lumayan besar yang membuat celananya pun robek. Dan saya pun merasa sakit di tangan saya, ketika di buka tangan kanan saya ada sebuah robekan yang sangat besar dan saya pun jijik melihatnya. Akhirnya tangan saya di jahit sebanyak 14 jahitan yang akan ada selama hayat saya. Luka ini pun membekas sampai sekarang. Tapi saya masih Allah berikan kasih sayangnya karena tangan saya tidak mengenai pembuluh darah.

Setelah itu saya dan sangga langsung memberi kabar kepada teman-teman saya agar berhati-hati untuk berpergian ke anyer dan kami pun tidak bisa ikut.setelah mengabari saya dan sangga tidak bisa ikut baru saya kabari orang tua tentang kecelakaan tersebut. Akhrirnya orang tua kami langsung bergegas kesana. Sekitar 3 jam kemudian tibalah orang tua kami. Dan kami meminta maaf atas apa yang terjadi khususnya saya meminta maaf kepada orang tua sangga karena motornya sangga ketika jatuh saya ynag sedang mengendarainya.

Kami pun pulang dan itu merupakan pengalaman, musibah yang berharga dan pasti ada hikmah di balik semua itu.

d.  Digigit Anjing
Cerita ini terjadi saat saya liburan pula dari pondok. Bermula pada suatu sore yang cerah tepatnya setelah shalat ashar berjamaah, saya dan teman-teman rumah saya ingin bermain bola. Lapangan tidak jauh dari rumah kami, dan berada di depang jalanan bernama lapangan pak jendral. Saya tidak tahu mengapa dinamakan lapangan tersebut dengan pak jendral, mungkin dulu disini yang punya lapangan adalah seorang jendral. Setelah diketahui nama pemilik ini bernama pak uban, karena rambutnya yang sudah berwarna putih dan beliau pun keturunan belanda.
 Di dalam tersebut terdapat rumah pak uban dan dia pun memiliki 2 anjing untuk menjaga rumahnya. Ada yang berwarna hitam dan coklat. Memang sering sekali ketika kami bermain sesekali anjing itu keluar dan mengejar kami, karena ulah anjing tersebut permainan kami terhenti sebentar. Nah pas sore itu saya bermain sebagai kiper. Posisi saya paling dekat dengan kebun di lapangan tersebut.
 Awalnya ketika anjing itu berulah saya berhasil kabur namun untuk yang kedua kalinya saya tak dapat menghindar. Dengan sekejap  anjing itu langsung menggigit kaki kiri saya sebelah betis atas. Dengan terkaman yang sanagt kejam saya berusaha lepas. Nah pas itu teman-teman saya langsung berusaha menimpuki anjing itu dengan batu, setelah di lempari batu barulah anjing itu pergi. Kaki saya langsung mengelurkan darah yang lumayan banyak karena gigi anjing itu sangat tajam. Dengan itu saya langsung pulang ke rumah dan langsung di bawa ke rumah sakit untuk di obati.
Saya langsung di bawa ke rumah sakit JMC. Langsung saya pun di beri suntikan rabies agar tidak terkena penyakit tersebut. Setelah di obati saya kaget dengan biaya yang di keluarkan yang cukup besar. Setelah itu saya di bawa pulang ke rumah, saya pun dapat nasehat agar lebih berhati-hati dalam bermain. Semua apa yang telah kita lalui adalah history yang sekarang adalah reality. Denagn semua itu kita harus bisa sabar dan tabah apa yag teerjadi dengan diri kita.
D.Ujian hidup setiap insan di Dunia
Setiap insan di dunia pastikan merasakan ujian yang di berikan Allah kepada mereka dengan ujian tersebut membuat kita lebih dewasa dan bisa memahami kita hidup di dunia ini untuk apa. Hidup di dunia hanya sementara dan di akhiratlah yang kekal selamanya. Saya disini diuji oleh Allah dengan sakitnya ayah saya yang menderita penyakit stroke akibat kolesterol yang berlebihan.
Ketiak itu saat saya berumur 7 tahun dan bualn itu adalah bulan suci Ramadhan. Ayah saya sedang tidur terlelap setelah pergi. Ketika ayah saya bangun dari tidurnya ternyata aya saya seperti terkejang-kejang. Awalnya saya dan keluarga saya tidak percaya karena ayah saya sangat suka sekali bercanda. Tetapi setelah kami lihat dengan seksama ternyata ayah saya benar-benar sakit. Terhentak ketika itu saya sedang kumpul semua kaka saya dan mama juga. Kami pun kaget dan secepat mungkin membawa ayah ke ruamh sakit. Dan kami pun mengeluarkan air mata. Mungkin ketika itu saya masih kecil dan belum mengerti sekali tentang semua itu.
Setelah itu ayah saya di rawat di rumah sakit Tebet. Setelah di periksa ayah terkena penyakit stroke. Dan ketika lebaran Idul Fitri kami berada di rumah sakit. Kurang lebih selama 24 hari ayah saya di rawat.  Setelah itu saya baru bisa merasakan betapa sedihnya Karena semakin saya dewasa semakin saya mengerti tentang kehidupan ini. Setelah berusaha dengan berbagai cara untuk kesembuhan ayah saya sampai sekarang setelah 11 tahun lamanya belum kunjung sembuh. Tetapi untuk ingatan dan berbicara ayah saya bisa seperti orang normal lainnya. Hanya untuk berjalannya tidak bisa Karena seluruh anggota tubuh sebelah kanan semuanya mati, tidak dapat di gerakan semuanya.
Sampai saat ini saya masih merawat ayah saya di rumah. Memang semakin menua umur kita semakin pula kita kembali seperti anak kecil. Itu adalah lumrah yang tak dapat di hindarkan. Merawat orang sakit tidaklah mudah dan saya sangat bersyukur memiliki seorang ibu yang saya panggil mama yang telah sabar merawat ayah selama 11 tahun. Menemani dengan penuh kesabaran, dan saya pun merasakan hal itu.
Ujian yang Allah berikan pastilah sesuai kemapuan hamba Nya. Ini merupakan salah satu ujian yang Allah berikan kepada saya dan kelaurga saya pula. Pasti ada saja yang memilki ujian yang lebih berat dari pada saya. Maka untuk itu jangan mengatakan ujian saya adalah yang paling berat. Berdoalah meminta kekuatan yang lebih untuk melewati itu semua, jangan hanya meminta kemudahan Karena kita harus kuat untuk menjalaninya.
Mungkin saya masih banyak sekali yang saya ingin ceritakan, akan tetapi ini kutipan dari cerita hidup saya.
E. Pesan dan Kesan dalam Hidup
Menjalani kehidupan di dunia ini hanyalah sementara dan Akhiratlah selamanya. Ada syair mengatakan I’mal li dunyaaka kaannaka ta’iisyu Abadan wa’mal li aakhiratika kaannaka tamutu ghadan ( kerjakan pekerjaan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan kerjakan pekerjaan akhiratmu seakan-akan kamu mati esok hari). Dari syair tersebut kita dapat menjabarkan maksud dan arti tersebut agar kita harus bisa semaksimal mungkin untuk menjalani 2 pekerjaan tersebut.

Jangan sesali kehidupan ini, karena kita sebagai manusia makhluk paling sempurna  yang diciptakan Allah untuk menjadi khalifah atau pemipin di muka bumi ini. Berusalah mendapatkan apa yang kau inginkan dengan DUIT (Doa,Usaha,Iktiar, dan tawakkal) karena unsure tersebut sangat penting untuk menggapai kebahagiann dunia maupun akhirat.
Orang dewasa belum tentu bijak akan tetapi bijak itu sudah tentu dewasa karena bijak dimiliki oleh seorang pemimpin. Dan kita ini adalah pemimpin untuk diri kita sendiri khususny lelaki menjadi pemimpin keluarga maupun wanita menjadi pemimpin dari anak-anaknya ketika tidak ada suami di rumah. Maka dari itu kita harus bisa membawa diri kita menuju jalan yang diridhoi Allah agar mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
Kesan hidup ini adalah penuh sekali dengan tantangan yang sangat sulit. Sering kali mengelurkan air mata yang membuat kita tenang setelah air mata tersebut keluar dari mata yang indah ini. Orang yang kuat bukan menangis di hadapan banyak manusia akan tetapi menangis di hapadan Allah lah, karena kita mengeluh diahapan manusia menandakan kita lemah.
Hidup sekali hiduplah yang berarti. See you next time….
















Puisi untuk kedua Orang Tua
Tak henti air mata ini mencurahkan rasa syukur kepada Pemilik dunia ini karena memiliki orang tua sepertimu wahai ayah bunda.
Setiap detik kami tak luput untuk melupakan diri kalian yang telah bersusah payah membesarkan kami sehingga saat ini kami mampu melakukan apa yang dulu kami tidak bisa.
Semakin kami memperhatikanmu semakin tak hentinya doa anakmu ini mengalir pada diri kalian.
Semakin hari raut wajahmu semakin menua seiring berjalannya waktu yang takkan pernah terhenti.
Semakin dekat ajal pula yang mungkin Allah bisa memanggil diri ini lebih dulu.
Sejenak pernahku berfikir kesalahan apa yang telah kami perbuat terhadap diri kalian. Tapi kalian tak sedikit pun marah tehadap kami.
Sebaliknya ketika kalian berbuat salah sering kali kami membentak dan memarahi kalian oh ayah bunda..
Sesaat setelah kami mengetahui betapa sayangnya dirimu terhadap kami, kami  berusaha yang terbaik untukmu.
Waktu terus berjalan sampai ajal pun mendekatkan kita untuk menghadapMU wahai Ilahi Rabbi.
Ketika Kau memanggil ayah bunda kami kesisi MU, kami pun tak dapat membendung air mata ini.
Ketika bendera kuning berkibar di depan rumah, banyak sekali yang ingin kami berikan selama mereka masih hidup.
Merasa berdosa diri ini terhadap orang tua kami yang tak henti mendoakan kami agar sukses dunia akhirat
Yang kami mampu hanya doa dari anak yang sholeh agar dirimu selamat dari siksaan api neraka.

Terima kasih oh ayah bunda kami….
Tetesan keringatmu tak pernah pudar dalam ingatan ini.
Terima kasih oh ayah bunda kami…
Perjuanganmu takkan pernah kami lupakan…









 PENGALAMAN HIDUP
NAMA           : AHMAD ZULFIKAR
NPM               : 20214621
KELAS          : 1EB15
JURUSAN     : AKUNTANSI                    
 






FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
DAFTAR ISI


Cover................................................................................................................................. i
A. About Family............................................................................................................... 1
B. Fase Kehidupan melalui jenjang pendidikan................................................................ 1
       1. Taman kanak-kanak.............................................................................................   2
       2. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah....................................................................   2
       3. SMP & SMA di Pondok Pesantren.....................................................................   3
C. Musibah menjadi Hikmah............................................................................................. 5
       1.  Kepala di Jahit....................................................................................................   5
       2. Jatuh Dari Lantai 2................................................................................................. 5
       3. Kecelakaan Motor................................................................................................   6
       4. Digigit Anjing......................................................................................................   7
D.Ujian hidup setiap insan di dunia ................................................................................. 8
E. Pesan dan Kesan dalam Hidup..................................................................................... 9
Puisi untuk kedua orang tua........................................................................................... 11

MY JOURNEY
A.About Family
Saya adalah Ahmad Zulfikar anak ke lima dari lima bersaudara, kaka saya semuanya perempuan. Saya dilahirkan pada tanggal 25 Maret 1996. Sebelumnya saya ingin mengenalkan anggota keluarga saya, ayah bernama Sarwani, Mama bernama Nurlaila, kaka pertama Abidatusshalihah, kaka kedua Hilmiah, kaka ketiga Hikmawati, Dan kaka saya yang keempat bernama Adilatul Hasanah. Saya hidup di tengah keluarga yang saya sangat sayangi Karena mereka yang memberikan support ketika saya tak kuat menghadapi peliknya dunia ini. Saya lahir di Jakarta dan saya pun termasuk betawi asli karena orang tua saya semuanya dari betawi.
Kita terlahir di Dunia ini adalah kehendak Allah SWT yang telah Allah atur semuanya. Saya tak tahu dimana dan kapan saya akan mati pula karena semua kehendak sang Maha kuasa. Saya sangat bersyukur memiliki keluarga yang harmonis, dan mungkin beberapa rintangan yang memang setiap manusia harus melewatinya sama halnya dalam berkeluarga pasti ada saja masalah yang timbul. Dengan saling memahami kita bisa melewati itu semua.
Semua kaka saya sudah berkeluarga semuanya, tinggal saya seorang diri yang belum memiliki amanah untuk menjalankan sunnah Rasulullah yaitu menikah. Saya harus bisa lebih baik dari kaka saya karena orang tua akan lepas tanggung jawabnya setelah anak perempuannya nikah yang akan pindah tanggung jawabnya terhadap suaminya, akan tetapi seorang lelaki memiliki tanggung jawab lebih besar yaitutanggung jawab terhadap istri dan orang tuanya pula. Maka untuk itu saya harus bias lebih sukses secara dunia akhirat dari pada kaka saya. Mungkin cukup sekian dari saya about my family.
B. Fase kehidupan melalui jenjang pendidikan
Di sini saya akan menceritakan perjalanan saya dengan fase pendidikan. Sebelumnya saya akan menceritakan kisah kecil saya. Ketika saya waktu kecil saya sering sekali terkena penyakit sampai pernah masuk rumah sakit ketika umur 2 tahun di karenakan penyakit yang alami. Tetapi itu semua bias di hadapi dengan penuh rasa syukur sampai ketika saya menulis cerita ini. Mungkin saya sewaktu kecil saya sangat di manja karena saya anak laki satu-satunya dan merupakan anak terakhir. Tetapi saya tidak mau di manja karena saya mau menunnjukkkan saya bias berdiri sendiri di kaki saya sendiri. 




Fase kehidupan melalui jenjang pendidikan :
1.    Taman kanak-kanak

Saya ketika itu berumur 4 tahun. Saya bersekolah di Tk. Al-Qur,an yang tidak jauh dari rumah saya. Saya bersekolah sangat semangat sampai mendapar rangking 1, itu semua di dapat bukan hanya dengan belajar giat akan tetapi harus di iringi dengan doa yang kuat. Saya sudah sering mengikuti lomba-lomab ketika taman kanak-kanak. Dan itu modal saya percaya diri untuk menghadapi kerasnya kehidupan di dunia ini. Saya mungkin ketika itu belum terlalu mengerti hal kehidupan tapi saya sudah di bekali oleh guru dan orang tua saya untuk siap hidup.

2.   Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

          Setelah satu tahun di taman kanak-kanak, saya beralih fase pendidikan saya menuju MI (madrasah Ibtidaiyah). Saya bersekolah di sekolah Islam yaitu MI. Al- Khairiyah. Di MI saya memulai memahami ilmu yang lebih tinggi karena semakin tinggi pohonnya semakin kencang anginnya. Sekolah saya itu ketika pagi hari sampai siang hari untuk anak putra, akan tetapi ketika siang sampai sore hari untuk putra. Di pisahkan seperti ini agar ada batas jarak antara 2 insan manusia Karena ini pendidikan Islam yang sangat baik. Dari MI saya sudah mulai sring mengikuti lomba-lomba. Ketika kelas 2 saya di pilih sebagai dokter kecil untuk memeriksa teman-teman saya ketika sakit. Setelah itu saya sering menampilkan seni ketika ada acara di sekolah saya.

Saya sangat senang sebelum memulai pelajaran sekolah saya bermain bola terlebih dahulu, sampai saya keringetan ketika masuk kelas. Saya sangat hobi bermain sepak bola Karen dapat mengasah otak serta ketangkasan jasmani  serta rohani. Setiap saat istirahat saya d suka sekali jajan yang tiap harinya ayah member 2000 rupiah. Ketika itu makanan masih murah, kalo sekarang bahkan 5000 saja tidak cukup. Seiring berjalannya waktu saya pun semakin dewasa ketika saya kelas 5 saya sering mengikuti kegiatan bari-berbaris ataupun paskibra maupun pramuka. Setelah menjalani pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah, sekolah akan mengadakan tour untuk kelas 6. Ketika itu saya di gabung dengan anak putrinya. Dan mungkin saya mengenal perempuan pada saat itu. Saya aneh banget ketika itu banyak anak putrid yang naksir dengan saya, maaf bukan kepedean tapi mungkin itu awal fase menuju remaja.

Pada setelah itu kami akan mendakan acara wisuda. Dan saat itu perlu persiapan yang matang. Ketiak itu anak putra putri kelas 6 di gabung untuk latihan. Dan mulai saat itu mungkin saya terpikat pada seorang wanita untuk pertama kalinya. 

Dan ini awal saya menuju tahap ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sekolah menengah pertama(SMP).


3.    SMP & SMA di Pondok Pesantren

Sebelum saya menutut ilmu di pondok pesantren La-Tansa, awalnya saya tidak berniat untuk mondok disana akan tetapi saya di ajak kaka saya untuk main ke ponpes tersebut. Setelah itu kaka saya menikah dengan salah satu guru di sana, dan saya pun ada keinginan untuk menuntut ilmu disana. Bermula tanggal 12 Juni 2008 saya berangkat dari rumah menuju ponpes. Dan mulai saat itu saya memulai perjalanan hidup saya di Ponpes La Tansa. Saya belajar dengan penuh semangat Karen niat yang terpendam lillahi ta’ala. Disana kita tidak hanya belajar formal di kelas akan tetapi nilai aspek kehidupannya lebih penting dari pada itu. Bagaimana kita harus hidup mandiri, bersosial, dan berdisiplin. Disana sangat ketat untuk disiplinnya, bahasa yang digunakannya pun dengan bahasa Arab & Inggris. Di pondok pun kita tidak boleh membawa alat komunikasi agar belajarnya kondusif.

Disana saya menemukan dan mengalami pelajaran yang sangat berharga yang tidak di temukan selain diponpes. Saya pernah melanggar disiplin karena membawa handpone ke kelas. Setelah itu guru saya mengetahuinya dan saya pun di bawa ke bagian pengawasan disiplin santriwan. Setelah saya di sidang saya pun di beri hukuman botak dan meminta tanda tangan seluruh guru bagian pengasuhan tersebut. Dan saya pun di botak sampai 3 kali selama belajar di pondok karena melanggar disiplin berat. 

Saya mengalami pengalaman yang saya belum temui yang akan menjadi cerita di masa depan. Ketika saya kelas 1 SMP saya di pilih sebagai ketua Angkatan. Saya pun berusaha mengemban amanat tersebut karena beranggotakan hampir 300 santriwan. Ini merupakan amanat paling berat yang akan saya alami ketika itu. Tapi saya tidak sendiri, ada 4 orang wakil saya setiap aspeknya dalam bagiannya masing-masing. Setelah saya lewati itu semua saya memiliki pengalaman sebagai pemimpin yang baik. Di pondok itu yang harus kita perhatikan adalah bagaimana kita bersikap, karena hal itu sangat penting. Akhlak kita sangat di perhatikan karena kita keluar bukan di lihat kita bisa apa, tetapi orang melihat perilaku kita.

Semakin tinggi pohon semakin tinggi pula anginnya itulah perangai yang akan kita hadapi. Saya menaiki jenjang yang lebih tinggi, dan di pondok pun mengajarkan berorganisasi. Ketika saya kelas 2 SMA saya mendapat amanat sebagai ketua rayon rifai 2, setelah itu saya di pilih kembali menjadi ketua KPP(komite pergantian pengurus) masa bakti 2013-2014 M. Jadi disini saya menjadi ketua panitia masa transisi pengurusan gedung menjadi pengurus pusat. Disini saya di uji kembali.

Dalam KPP ini banyak yang di pertaruhkan Karena teman-teman saya banyak yang ingin menjadi bagian yang mereka inginkan. Sedangkan semua keputusan terdapat pada tangan asatidz. Dan akhirnya akan di setujui oleh pemimpin pondok. Saya berusaha keras agar mendapat hasil yang maksimal. Setelah berjalan selama 3 bulan, akhirnya kami akan di lantik sebagai pengurus pusat. Hati kami deg-degan karena setelah pengumuman itu esoknya kami akan di lantik sebagai pengurus. Kami akan mengurus sebanyak 1000 santri lebih dari kelas 1-5. 

 Dan kali ini saya di berikan amanah kembali sebagai ketua coordinator gerakan pramuka. Saya mengikuti kegiatan pramuka dari saya awal masuk pondok sampai ketika saya di lantik. Hobi saya pramuka dan dengan pramuka itu saya memiliki banyak ilmu. Saya bisa memiliki skill Karena pacuan pramuka yang didikannya sangat tegas. Dari pramuka saya pernah dikirim ke berbagai pondok di antaranya Ponpes Daar el Qolam, As-Saadah, Al-Mizan, Darussalam Gonor Ponorogo dsb. Saya biasa mengikuti lomba pidato bahasa arab, SMS(semaphore morse sandi) ketangkasan dan masih banyak lagi. Setelah itu.

Di Tahun terakhir saya menjadi santri saya ingin memberikan yang terbaik bagi Pondok maupun diri sendiri. Menjadi kelas 6 merupakan suatu kebanggaan karena sebagai santri mampu menjalani kehidupan selama 5 tahun di pondok dan waktu itu tidaklah sebentar. Ada 2 acara besar terakhir pada saat kelas 6 yaitu Nihai Show, Dan haflatuttakhrij wa tafwiedussyahadah penglepasan santri atau yang sering kita sebut wisuda. Pada kedua acara ini saya dan teman-teman yang lain berusaha semaksimal mungkin. Pada Nihai Show itu saya dan teman – teman menampilkan pagelaran besar terakhir yang akan kami berikan untuk seluruh elemen masyarakat ponpes La Tansa.

Setelah semua itu saya jalani tidak terasa saya telah menyelesaikan study saya. Pada akhirnya acara yang paling di tunggu oleh semua santri itu ada di hadapan saya yaitu wisuda. Semua air mata dari setiap santri kelas 6 tercurahkan bahkan meluap karena setelah perjuangan yang telah kami perjuangkan selama 4 dan 6 tahun sudah selsai. Dan pada saat itu pertama kalinya saya menagis terharu. Ingin rasanya mengulangi saat itu, Karena setelah itu kami akan meninggalkan satu sama lain. Mungkin ada dari kita yang akan pergi jauh dan entah kemana. Masa 6 tahun itu yang sangat kami rindu, makan bareng, di hukum bareng, tidur bareng bahkan kemana-mana kita selalu bersama-sama. Kalau saya mengingat ini ingin rasanya meneteskan air mata. Tapi itu semua telah berlalu dan saya pun akan menjalani kehidupan di luar pondok.

Sebenarnya saya di beri amanah untuk menjadi guru disana, akan tetapi orang tua belum tidak member izin Karena ayah saya sakit stroke selama 11 tahun. Inilah jalan yang terbaik yang saya harus ambil mengabdikan diri kepada orang tua. Sebenarnya masih banyak lagi yang saya alami akan tetapi mungkin dengan demikian saya bisa mewakili cerita saya.

C.   Musibah Menjadi Hikmah

Pepatah mengatakan dibalik semua musibah ada hikmahnya. Saya memilki pengalaman yang sangat berharga yang tak mungkin untuk di lupakan . saya di sini akan saya akan menceritakan berbagai pengalaman musibah yang terdapat hikmah di dalamnya. Sebenarnya banyak yang saya ingin ceritakan, akan tetapi saya tidak semuanya karena 1100 lembar pun tak cukup untuk ku ungkaikan kata-katanya.

a.  Kepala di jahit
Saya ketika itu berumur 4 tahun, saya sedang bermain dengan teman-teman saya dengan saya gembira. Ketika itu saya sedang berlari entah kenapa saya tiba-tiba berlari menabrak ujung tembok yang sangat tajam. Kepala saya terkena ujung tembok yang menyebabkan kepala saya bocor.

 Saya pun pingsan dengan sekejab dan tiba-tiba saya ada di puskesmas. Ternyata kaka saya yang membawa saya, darah saya berceceran di jalan. Semua kisah tangis keluarga saya tak terbendung. Dan saya pun di jahit sebanyak 3 jahitan di kening. Semenjak itu saya harus berhati-hati ketika bermain.

b.  Jatuh dari lantai 2

      Saat itu saya kelas 1 smp di ponpes. Saya dan teman saya di gedung itu memang hobi sekali bermain prosotan di pengangan tangga gedung tersebut. Dan saya pun menjadi contoh untuk yang lainnya agar tidak bermain di tangga. Bermula hari senin pukul 13.13 WIB kalau tidak salah, saya ingin jajan di kantin setelah shalat zuhur berjamaah dan saat itu waktu istirahat. Saya memiliki firasat bahwasanya ada sesuatu yang akan terjadi.
Nah pas saya ingin merosot di tangga saya pun tidak jadi, saya pun mengangkat satu kaki saya satunya untuk berjalan seperti biasa. Namun ada sorang teman saya yang lewat di samping saya yang sengaja menyenggol saya.

Dan insiden itu pun tak dapat di pungkiri, saya langsung terjun menuju lantai satu karena tidak dapat menahan badan saya agar tertahan di tangga itu. Saya jatuh dengan posisi badan miring dan darah saya berceceran dimana-mana. Ketika itu ada teman saya yang melihat dengan sekejap mereka kaget dan membawaku ke bakes(bagian kesehatan) pondok. Banyak teman-teman gedung saya yang mengira bahwa saya jatuh itu sangat aneh, mereka menduga ada sebuah karung jatuh dari lantai 2. Langsung berita saya membuat geger dan berita hangat di pondok saya. Saya di bakes selama kurang lebih 7 hari.

Saya tidak ingin member tahu orang tua saya Karena takut mereka syok melihat kondisi saya. Semua teman saya menjenguk bahkan guru serta wali kelas saya menjenguk saya serta membawa makanan. Saya sangat senang karena banyak yang peduli dengan saya. Mata saya membengkak besar sekali tangan saya pun bengkak serta seluruh badan sakit akibatbenturan ke lantai yang sangat keras dari lantai 2. Saya sangat bersyukur tidak ada yang patah serta Allah memberikan saya kesempatan hidup ini agar bisa melanjutkan perjuangan hidup di dunia ini. Syukron jaziilan ya Allah ‘ala kulli ni’matin ‘alayya.

c.  Kecelakaan motor

Setelah menjalakan ujian akhir semester dan UN SMP, saya beserta seluruh santri pulang ke rumah masing-masing untuk berlibur. Saya dan teman saya memiliki rencana untuk berlibur untuk pergi ke pantai anyer. Saya pun semangat untuk mengikutinya. Tiga hari setelah perpulangan saya dan teman-teman membuat kumpul terlebih dahulu di alun-alun serang serang. Saya ke rumah teman saya bernama sangga yang berada di depok untuk jalan bareng. Setelah say tunggu selama 2 jam di stasiun citayem saya pun bertemu sangga. Dari situ saya ke rumah sangga terlebih dahulu untuk pamit dengan orang tuanya


Setelah semua selesai saya pun jalan menuju serang melewati meminta saya untuk bergantian mengendarai sepeda motor.  saya mengendarai motor tepatnya daerah cigudeg, saya dengan keceptan tinggi kira- kira 80km/jam, saya setelah melewati angkot saya kaget. Tiba-tiba ada sebuah bolongan yang sangat besar yang tidak terlihat Karena disana jalannya berbukit.

 Akhirnya tanpa pikir panjang saya pun tak sadar melepas kendali motor tersebut.  Saya pun terjatuh dengan menghantap aspal dan sangga pun sebaliknya. Saya terjatuh seketika dan saya sangat bersyukur pula Allah masih memberika saya kesempatan hidup. Sewaktu itu jalan tidak ramai dan tidak ada yang lewat. Setelah kami jatuh sekitar 30 detik baru ada yang menolong kami dan langsung di bawa ke puskesmas terdekat. Saya memakai sweater sangat tipis, sepatu baru saya pun hilang entah kemana karena jatuh yang membuat saya dan sangga terpental jauh.

Setelah tiba di puskesmas saya dan sangga di periksa, dimana letak sakitnya. Ternyata sangga ada benturan di lututnya yang membuat luka lumayan besar yang membuat celananya pun robek. Dan saya pun merasa sakit di tangan saya, ketika di buka tangan kanan saya ada sebuah robekan yang sangat besar dan saya pun jijik melihatnya. Akhirnya tangan saya di jahit sebanyak 14 jahitan yang akan ada selama hayat saya. Luka ini pun membekas sampai sekarang. Tapi saya masih Allah berikan kasih sayangnya karena tangan saya tidak mengenai pembuluh darah.

Setelah itu saya dan sangga langsung memberi kabar kepada teman-teman saya agar berhati-hati untuk berpergian ke anyer dan kami pun tidak bisa ikut.setelah mengabari saya dan sangga tidak bisa ikut baru saya kabari orang tua tentang kecelakaan tersebut. Akhrirnya orang tua kami langsung bergegas kesana. Sekitar 3 jam kemudian tibalah orang tua kami. Dan kami meminta maaf atas apa yang terjadi khususnya saya meminta maaf kepada orang tua sangga karena motornya sangga ketika jatuh saya ynag sedang mengendarainya.

Kami pun pulang dan itu merupakan pengalaman, musibah yang berharga dan pasti ada hikmah di balik semua itu.

d.  Digigit Anjing
Cerita ini terjadi saat saya liburan pula dari pondok. Bermula pada suatu sore yang cerah tepatnya setelah shalat ashar berjamaah, saya dan teman-teman rumah saya ingin bermain bola. Lapangan tidak jauh dari rumah kami, dan berada di depang jalanan bernama lapangan pak jendral. Saya tidak tahu mengapa dinamakan lapangan tersebut dengan pak jendral, mungkin dulu disini yang punya lapangan adalah seorang jendral. Setelah diketahui nama pemilik ini bernama pak uban, karena rambutnya yang sudah berwarna putih dan beliau pun keturunan belanda.
 Di dalam tersebut terdapat rumah pak uban dan dia pun memiliki 2 anjing untuk menjaga rumahnya. Ada yang berwarna hitam dan coklat. Memang sering sekali ketika kami bermain sesekali anjing itu keluar dan mengejar kami, karena ulah anjing tersebut permainan kami terhenti sebentar. Nah pas sore itu saya bermain sebagai kiper. Posisi saya paling dekat dengan kebun di lapangan tersebut.
 Awalnya ketika anjing itu berulah saya berhasil kabur namun untuk yang kedua kalinya saya tak dapat menghindar. Dengan sekejap  anjing itu langsung menggigit kaki kiri saya sebelah betis atas. Dengan terkaman yang sanagt kejam saya berusaha lepas. Nah pas itu teman-teman saya langsung berusaha menimpuki anjing itu dengan batu, setelah di lempari batu barulah anjing itu pergi. Kaki saya langsung mengelurkan darah yang lumayan banyak karena gigi anjing itu sangat tajam. Dengan itu saya langsung pulang ke rumah dan langsung di bawa ke rumah sakit untuk di obati.
Saya langsung di bawa ke rumah sakit JMC. Langsung saya pun di beri suntikan rabies agar tidak terkena penyakit tersebut. Setelah di obati saya kaget dengan biaya yang di keluarkan yang cukup besar. Setelah itu saya di bawa pulang ke rumah, saya pun dapat nasehat agar lebih berhati-hati dalam bermain. Semua apa yang telah kita lalui adalah history yang sekarang adalah reality. Denagn semua itu kita harus bisa sabar dan tabah apa yag teerjadi dengan diri kita.
D.Ujian hidup setiap insan di Dunia
Setiap insan di dunia pastikan merasakan ujian yang di berikan Allah kepada mereka dengan ujian tersebut membuat kita lebih dewasa dan bisa memahami kita hidup di dunia ini untuk apa. Hidup di dunia hanya sementara dan di akhiratlah yang kekal selamanya. Saya disini diuji oleh Allah dengan sakitnya ayah saya yang menderita penyakit stroke akibat kolesterol yang berlebihan.
Ketiak itu saat saya berumur 7 tahun dan bualn itu adalah bulan suci Ramadhan. Ayah saya sedang tidur terlelap setelah pergi. Ketika ayah saya bangun dari tidurnya ternyata aya saya seperti terkejang-kejang. Awalnya saya dan keluarga saya tidak percaya karena ayah saya sangat suka sekali bercanda. Tetapi setelah kami lihat dengan seksama ternyata ayah saya benar-benar sakit. Terhentak ketika itu saya sedang kumpul semua kaka saya dan mama juga. Kami pun kaget dan secepat mungkin membawa ayah ke ruamh sakit. Dan kami pun mengeluarkan air mata. Mungkin ketika itu saya masih kecil dan belum mengerti sekali tentang semua itu.
Setelah itu ayah saya di rawat di rumah sakit Tebet. Setelah di periksa ayah terkena penyakit stroke. Dan ketika lebaran Idul Fitri kami berada di rumah sakit. Kurang lebih selama 24 hari ayah saya di rawat.  Setelah itu saya baru bisa merasakan betapa sedihnya Karena semakin saya dewasa semakin saya mengerti tentang kehidupan ini. Setelah berusaha dengan berbagai cara untuk kesembuhan ayah saya sampai sekarang setelah 11 tahun lamanya belum kunjung sembuh. Tetapi untuk ingatan dan berbicara ayah saya bisa seperti orang normal lainnya. Hanya untuk berjalannya tidak bisa Karena seluruh anggota tubuh sebelah kanan semuanya mati, tidak dapat di gerakan semuanya.
Sampai saat ini saya masih merawat ayah saya di rumah. Memang semakin menua umur kita semakin pula kita kembali seperti anak kecil. Itu adalah lumrah yang tak dapat di hindarkan. Merawat orang sakit tidaklah mudah dan saya sangat bersyukur memiliki seorang ibu yang saya panggil mama yang telah sabar merawat ayah selama 11 tahun. Menemani dengan penuh kesabaran, dan saya pun merasakan hal itu.
Ujian yang Allah berikan pastilah sesuai kemapuan hamba Nya. Ini merupakan salah satu ujian yang Allah berikan kepada saya dan kelaurga saya pula. Pasti ada saja yang memilki ujian yang lebih berat dari pada saya. Maka untuk itu jangan mengatakan ujian saya adalah yang paling berat. Berdoalah meminta kekuatan yang lebih untuk melewati itu semua, jangan hanya meminta kemudahan Karena kita harus kuat untuk menjalaninya.
Mungkin saya masih banyak sekali yang saya ingin ceritakan, akan tetapi ini kutipan dari cerita hidup saya.
E. Pesan dan Kesan dalam Hidup
Menjalani kehidupan di dunia ini hanyalah sementara dan Akhiratlah selamanya. Ada syair mengatakan I’mal li dunyaaka kaannaka ta’iisyu Abadan wa’mal li aakhiratika kaannaka tamutu ghadan ( kerjakan pekerjaan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan kerjakan pekerjaan akhiratmu seakan-akan kamu mati esok hari). Dari syair tersebut kita dapat menjabarkan maksud dan arti tersebut agar kita harus bisa semaksimal mungkin untuk menjalani 2 pekerjaan tersebut.

Jangan sesali kehidupan ini, karena kita sebagai manusia makhluk paling sempurna  yang diciptakan Allah untuk menjadi khalifah atau pemipin di muka bumi ini. Berusalah mendapatkan apa yang kau inginkan dengan DUIT (Doa,Usaha,Iktiar, dan tawakkal) karena unsure tersebut sangat penting untuk menggapai kebahagiann dunia maupun akhirat.
Orang dewasa belum tentu bijak akan tetapi bijak itu sudah tentu dewasa karena bijak dimiliki oleh seorang pemimpin. Dan kita ini adalah pemimpin untuk diri kita sendiri khususny lelaki menjadi pemimpin keluarga maupun wanita menjadi pemimpin dari anak-anaknya ketika tidak ada suami di rumah. Maka dari itu kita harus bisa membawa diri kita menuju jalan yang diridhoi Allah agar mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
Kesan hidup ini adalah penuh sekali dengan tantangan yang sangat sulit. Sering kali mengelurkan air mata yang membuat kita tenang setelah air mata tersebut keluar dari mata yang indah ini. Orang yang kuat bukan menangis di hadapan banyak manusia akan tetapi menangis di hapadan Allah lah, karena kita mengeluh diahapan manusia menandakan kita lemah.
Hidup sekali hiduplah yang berarti. See you next time….
















Puisi untuk kedua Orang Tua
Tak henti air mata ini mencurahkan rasa syukur kepada Pemilik dunia ini karena memiliki orang tua sepertimu wahai ayah bunda.
Setiap detik kami tak luput untuk melupakan diri kalian yang telah bersusah payah membesarkan kami sehingga saat ini kami mampu melakukan apa yang dulu kami tidak bisa.
Semakin kami memperhatikanmu semakin tak hentinya doa anakmu ini mengalir pada diri kalian.
Semakin hari raut wajahmu semakin menua seiring berjalannya waktu yang takkan pernah terhenti.
Semakin dekat ajal pula yang mungkin Allah bisa memanggil diri ini lebih dulu.
Sejenak pernahku berfikir kesalahan apa yang telah kami perbuat terhadap diri kalian. Tapi kalian tak sedikit pun marah tehadap kami.
Sebaliknya ketika kalian berbuat salah sering kali kami membentak dan memarahi kalian oh ayah bunda..
Sesaat setelah kami mengetahui betapa sayangnya dirimu terhadap kami, kami  berusaha yang terbaik untukmu.
Waktu terus berjalan sampai ajal pun mendekatkan kita untuk menghadapMU wahai Ilahi Rabbi.
Ketika Kau memanggil ayah bunda kami kesisi MU, kami pun tak dapat membendung air mata ini.
Ketika bendera kuning berkibar di depan rumah, banyak sekali yang ingin kami berikan selama mereka masih hidup.
Merasa berdosa diri ini terhadap orang tua kami yang tak henti mendoakan kami agar sukses dunia akhirat
Yang kami mampu hanya doa dari anak yang sholeh agar dirimu selamat dari siksaan api neraka.

Terima kasih oh ayah bunda kami….
Tetesan keringatmu tak pernah pudar dalam ingatan ini.
Terima kasih oh ayah bunda kami…
Perjuanganmu takkan pernah kami lupakan…









Copyright © 2014 zulfikar poenya